Salin Artikel

UPDATE Kecelakaan Maut di Tol Semarang-Solo, Kejadian Saat Sahur, Korban Tewas 8 Orang

KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun terjadi di KM 487+600 Tol Semarang-Solo, Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), pada Jumat (14/4/2023) sekitar pukul 04.00 WIB.

Terdapat delapan kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan beruntun tersebut, yakni dua Truk pengangkut mobil, dua truk boks, satu truk trailer, satu truk tangki, dan satu mobil travel.

Berdasarkan rekaman CCTV, kecelakaan ini bermula ketika beberapa truk berhenti di jalur lambat tak jauh setelah rest area Boyolali, karena lahan parkir di rest area 487 A dalam kondisi penuh.

Kemudian, saat para sopir beristirahat, truk trailer pengangkut besi cor melaju kencang dan kehilangan kendali karena diduga mengalami rem blong.

Sontak, truk itu pun menghantam sejumlah kendaraan yang ada di depannya.

"Saya ada di kabin. Mau sahur. Tiba-tiba di hantam dari belakang," kata Irwan, sopir truk pengangkut mobil yang selamat dalam insiden tersebut, dikutip dari TribunSolo.com, Jumat (14/4/2023).

Irwan mengatakan, usai kejadian, dia sempat mengobrol dengan kenek truk trailer yang hilang kendali itu.

"Kata keneknya, dari sebelum rest area, rem truk blong, kemudian kecelakaan ini," ujar Irwan.

6 orang tewas

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi menyampaikan, 6 orang tewas dalam kecelakaan tersebut dan kebanyakan merupakan penumpang elf.

"Korban paling banyak dari kendaraan elf, karena berisi penumpang, ada yang tertimpa dan terhimpit" ucap Ahmad.

"Dari penumpang Elf tersebut, terdapat empat korban meninggal dunia," imbuhnya.

Dia pun mengaku telah mengerahkan jajarannya untuk segera mengevakuasi para korban serta kendaraan dari lokasi kejadian.

“Macam-macam, truk, elf, tronton dan banyak lagi," papar Ahmad.

Saat ini, dilansir dari Tribunnews.com, Jumat (14/4/2023), dua korban dikabarkan telah berhasil diidentifikasi. Keduanya disebut berasal dari Nganjuk, Jawa Timur.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Boyolali, AKP M Herdi Pratama membenarkan, korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut berjumlah 6 orang.

"Korban sementara, yang kami data ada 6 korban jiwa. Satu luka berat, dan 6 luka ringan," jelasnya.

Terkait kemungkinan para korban yang berasal dari kendaraan elf adalah pemudik, Herdi mengaku, pihaknya kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Kami belum bisa memastikan itu," pungkasnya.

Korban tewas bertambah 2 orang

Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi menyatakan, korban tewas akibat kecelakaan maut di tol Semarang-Solo bertambah 2 orang.

Kedua korban itu meninggal dunia usai mendapat penanganan medis di rumah sakit. Dengan begitu, total korban tewas saat ini mencapai 8 orang.

"Dua korban (tambahan) meninggal di rumah sakit," kata Petrus di Boyolali, Jawa Tengah, sebagaimana diberitakan regional.kompas.com, Jumat (14/4/2023).

"Namun masih diidentifikasi semuanya, ini korbannya yang berasal dari kendaraan bermotor yang mana (asal kendaraan korban)," terangnya.

Adapun untuk enam korban yang mengalami luka ringan masih dirawat di RS Indriati dan RSUD Pandan Arang.

"Ini sementara korban mendapatkan perawatan di Indriati dan RSU Pandan Arang," tandasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor Dita Angga Rusiana), Tribunnews.com, TribunSolo.com

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/14/115412778/update-kecelakaan-maut-di-tol-semarang-solo-kejadian-saat-sahur-korban

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com