Salin Artikel

Viral Video Mobil Diamuk Massa di Jalan Godean Sleman, Kini Kasusnya Berakhir Kekeluargaan

"Pengemudi maupun penumpang itu mereka dari kartu berobat itu sedang perawatan medis untuk kejiwaan. Kita kan tidak begitu saja percaya kartu, kita minta bantuan dari Sat Narkoba Polresta Sleman untuk cek urine, hasilnya positif," ujar Kapolsek Gamping, Kompol Surahman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/04/2023).

Dia menyampaikan, keduanya memang benar-benar masih dalam perawatan kejiwaan. Sehingga mengkonsumi obat tersebut. "Itu ada kartu kontrolnya setiap bulan, jadi bener-bener pasien," tandasnya.

Kompol Surahman menjelaskan, kendaraan yang digunakan keduanya merupakan mobil rental. Mereka menyewa mobil dari tetangganya.

Pihak keluarga saat dimintai keterangan juga tidak mengetahui jika keduanya menyewa mobil.

"Tapi kemarin dari pihak keluarga, istrinya tidak tahu kalau dia mau me-rental mobil. Jadi keluarga tidak tahu," tuturnya.

Surahman menuturkan telah memanggil dari pihak rental mobil. Dari pemilik rental meminta agar penyewa memperbaiki kerusakan mobil tersebut. Penyewa juga sudah sepakat, akan memperbaiki mobil tersebut.

"Pemilik mobil sudah kita panggil dan kita mintai keterangan juga. Dari pemilik mobil meminta yang penting mobil diperbaiki saja, karena mobil untuk lebaran juga," urainya.

Mobil yang dikendarai oleh A dan temanya M nekat melintas gang kecil yang sempit di perkampungan hingga menabrak pagar warga, dan membuat ambrol drainase saluran air.

"Awal mulanya kan juga karena pengemudi yang konsumsi itu dan mengakibatkan fasilitas di warga, ada pintu pagar dari bambu rusak, drainase ambles sepanjang 6 meter," ungkapnya.

Dari pihak padukuhan juga sudah dimintai keterangan. Pihak padukuhan juga tidak meminta ganti rugi terkait kerusakan.

"Kemarin saya tanyakan dari pihak padukuhan di Nogosaren, minta pengganti enggak? Enggak Pak, saya juga merasa prihatin mobilnya sudah rusak, gitu. Ya sudah," urai Surahman.

Dari pihak rental maupun pengemudi juga memutuskan untuk tidak melaporkan perusakan mobil. Sehingga permasalahan selesai dengan kekeluargaan.

"Sudah selesai kekeluargan, kuncinya dari pengemudi. Tapi mohon maaf, mungkin masyarakat jengkel, diteriakin, diteriakin maling tidak berhenti, malah ngebut, bahkan mau menyerempet orang lain," tandasnya.

Kompas.com mendatangi lokasi awal mula permasalahan terjadi. Dari pengamatan, mobil tersebut masuk ke jalan perkampungan. Bahkan nekat melintasi gang sempit yang bukan untuk mobil. Tampak pula, drainase air yang rusak akibat dilewati mobil tersebut.

Marinem, salah satu warga yang rumahnya tepat berada di depan gang tersebut menceritakan kejadianya pada sore hari. Saat itu dirinya sedang berada di dalam rumah.

Tiba-tiba mendengar suara mobil yang melintas di gang sempit depan rumahnya.

"Saya kaget kok ada mobil lewat, padahal ini gang sempit, bukan jalan mobil. Saya keluar rumah, ternyata benar, ada mobil," ungkapnya.

Marinem mengungkapkan suara knalpot mobil cukup keras. Ban mobil bahkan hampir masuk ke drainase air karena sangat sempit.

Saat itu Marinem sudah berteriak-teriak mengingatkan pengemudi agar tidak nekat. Sebab gang tidak bisa dilewati mobil. Marinem juga meminta agar pengemudi untuk mundur.

"Ya baru ini ada mobil lewat. Ini kan gang sempit, selama ini belum pernah," urainya.

Tapi pengemudi tidak mau mendengarkan dan tetap nekat. Beberapa warga sempat keluar rumah dan meminta pengemudi berhenti. Namun pengemudi tidak berhenti dan justru ngebut sambil "blayer-blayer".

"Itu drainasenya sampai ables. Katanya dikejar, terus dihentikan di Patran itu," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/05/142249378/viral-video-mobil-diamuk-massa-di-jalan-godean-sleman-kini-kasusnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke