Salin Artikel

Polemik Patung Bunda Maria Ditutup Terpal di Kulon Progo, Ketua RT: Sebenarnya Adem Ayem Saja, tapi...

Kepala Kementerian Agama Kulon Progo, M Wahib Jamil mengungkapkan, proses komunikasi terus berlangsung.

“Masih dikomunikasikan, kami belum tahu terkait proses pihak keluarga. Bahwa nanti peruntukannya untuk apa, akan digunakan untuk apa. Yang jelas kami mengharapkan agar dikomunikasikan ke berbagai pihak, sehingga pihak-pihak yang memiliki persepsi memiliki pandangan sama,” kata Wahib di kantor Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo, Jumat (24/3/2023) malam.

Kasus ini menjadi perhatian publik setelah video viral penutupan pada patung Bunda Maria pakai terpal di dalam komplek sasana. Sasana tepat berdampingan dengan komplek kecil makam umum RT 61 Degolan. Kedua komplek dipisah tembok namun terhubung oleh pintu kecil.

Komplek sasana dibangun sebagai rumah doa. Dalam komplek itu terdapat satu rumah cungkup atap limas yang tampak indah. Dalam cungkup terdapat satu makam bernama Maria Siti Khotijah, istri dari pemilik sasana.

Komplek sasana serasa lapang. Kawasannya dilengkapi aula lebar, gazebo, rumah dan area parkir lebar. Terdapat patung malaikat dan Bunda Maria di bagian sisi yang lebih tinggi. Kedua patung ukuran besar itu tetap terlihat kecil dari pinggir jalan raya.

Tepat di seberang pintu gerbang sasana terdapat masjid Al Barokah yang cukup besar. Masjid berada di sisi jalan agak ke bawah.

Wahib mengungkapkan, mendirikan bangunan selalu dilihat dari berbagai aspek, tidak hanya persoalan umat beragama, tapi juga dari sisi tanah, jarak dengan jalan raya, sampai dengan berbagai aspek yang ada di sekitarnya.

Namun, pembangunan tetap mengingat perlunya kerukunan antar umat beragama. “Core-nya kerukunan beragama,” kata Wahib.

Wahib juga mengharapkan penyelenggara dari Katolik untuk terlibat dalam edukasi dan komunikasi ke warga.

“Kemudian dilakukan proses sesuai peraturan berlaku sehingga terwujud kerukunan dan kebersamaan di Kulon Progo,” kata Wahib.

Ketua RT 61 Purwoko mengungkapkan, kerukunan selama ini terjaga baik di antara umat beragama. Ini terlihat dari semua kegiatan, seperti kerja bakti, hajatan, kedukaan dan lainnya tanpa melihat perbedaan.

Pada masa lalu, orangtua dari pemilik sasana pernah menjadi dukuh atau kepala dusun setempat. Warga menganggap itu hal biasa.

Persoalan sasana sejatinya tidak runcing. Warga sudah pernah bertemu dan melakukan kesepakatan dengan keluarga. Mereka akhirnya sepakat boleh mendirikan makam tersendiri di luar makam umum, namun hanya untuk suami dan istri pemilik sasana.

Sementara patung Bunda Maria diminta tidak menyolok.

“Sebenarnya adem ayem saja. Tapi, ada segelintir oknum warga yang melapor ke ormas, mereka datang negosiasi,” kata Purwoko.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/03/24/102222578/polemik-patung-bunda-maria-ditutup-terpal-di-kulon-progo-ketua-rt

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com