Salin Artikel

Hujan di Puncak Merapi Bisa Memicu Lahar, Masyarakat Dilarang Beraktivitas di Alur Sungai

Kemungkinan terjadi lahar ini karena cuaca di sekitar puncak Gunung Merapi masih sering terjadi hujan.

"Hujan dapat memicu terjadinya lahar, pada endapan sisa erupsi dan ketidakstabilan kubah lava," ujar Agus melalui zoom, Minggu (12/3/2023).

Agus mengimbau kepada masyarakat agar sementara waktu ini tidak beraktivitas di jalur sungai yang masuk kawasan rawan bencana (KRB).

"Masyarakat tidak beraktivitas di alur sungai dalam wilayah KRB ketika terjadi hujan di puncak Merapi," kata dia.

Selain itu Agus meminta kepada masyarakat yang bermukim di dusun-dusun KRB III, termasuk di sektor barat-barat laut untuk membekali diri mengadapi bencana Gunung Merapi.

"Bisa melalui persiapan sarana dan prasarana, pelatihan kesiapsiagaan, dan simulasi-simulasi," katanya.

"Hingga tanggal 12 Maret 2023 pukul 15.30 WIB sudah terjadi 54 kali awan panas guguran di Gunung Merapi," kata Kepala BPPTKG Agus Budi, melalui zoom, Minggu (12/3/2023).

Lanjut Agus seluruh kejadian awan panas guguran ini seluruhnya mengarah ke Kali Bebeng  atau Kali Krasak.

"Mengarah ke Kali Bebeng atau Krasak karena ada 2 cabang hulu sungai yang itu menyatu membentuk sungai Krasak," kata dia.

Agus menambahkan saat ini aktivitas Gunung Merapi atau aktivitas vulkanik masih cenderung fluktuatif.

"Aktivitas vulkanik masih fluktuatif, guguran masih terjadi dan beberapa kejadian terdengar dari pos Gunung Merapi Babadan," urainya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/03/12/192559078/hujan-di-puncak-merapi-bisa-memicu-lahar-masyarakat-dilarang-beraktivitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke