Salin Artikel

Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi Melanda, Petani di Boyolali Nekat Panen di Ladang

KOMPAS.com - Hujan abu vulkanik Gunung Merapi terjadi di sejumlah wilayah Magelang, Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Namun demikian, sejumlah warga terpantau tetap beraktivitas di saat terjadi hujan abu tersebut.

Salah satunya di Desa Tlogolele, Boyolali, Jateng. Para petani cabai dan tomat di desa tersebut tetap nekat memanen di ladang.

Sebagai informasi, lokasi Desa Tlogolele jaraknya sekitar 3,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Ya cuma kotor. Tidak apa-apa," ucap Yani, dilansir dari Tribunnews.com.

Selain Yani, beberapa petani juga tampak bekerja di tengah abu yang menyelimuti ladang mereka.

"Tomat ini lagi bagus. Kemarin Habis turun harganya. Sekarang naik lagi," kata Sunari Pari.

Selain Desa Tlogolele, dua desa lainnya di Boyolali juga terdampak hujan abu, yaitu Desa Klakah dan Jrakah.

Abu yang menyelimuti hampir sebagian besar wilayahnya sangat tebal. Namun, kondisi itu tidak mengurangi aktivitas warga.

"Ada beberapa desa yang terdampak. Situasi warga masih beraktivitas seperti biasa," katanya.

Sementara itu, Tanto dan relawan lainnya pun tetap mengimbau warga untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar.

Menurutnya, sudah ada ratusan masker medis dan kain gratis kepada warga, antara lain di Desa Sengi, Desa Paten dan Desa Krinjing.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan Magelang melaporkan, awan panas guguran itu memicu abu vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara.

"Kalau APG-nya mengarah ke Barat Daya, ke Kali Bebeng dan Krasak. Tapi kalau abu vulkanik ke arah barat laut-utara. Karena faktor angin, ya," jelas Yulianto, Petugas Pos Babadan.

"Kalo Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak APG. Ini cukup tebal," imbuh Yulianto, Sabtu (11/3).

(Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/03/12/080624278/hujan-abu-erupsi-gunung-merapi-melanda-petani-di-boyolali-nekat-panen-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke