Salin Artikel

Cerita Bripka Herry Membangun TK Gratis di Gunungkidul, Sisihkan Insentif untuk Operasional Sekolah

Sejumlah warga pergi ke ladang, beberapa lainnya menyapu halaman mushala, yang di dalamnya ada berbagai permainan anak. Di sampingnya masih berdiri bangunan tua berbentuk seperti rumah kecil yang belasan tahun lalu digunakan untuk membuat arang, tetapi kini sudah berhenti.

Di sela ibu-ibu yang menyapu, ada suara guru memanggil murid-murid TK Bumi Damai Indonesia. Belasan bocah kecil memakai pakaian mirip polisi berlari berjejer di depan rumah sederhana yang saat ini digunakan untuk mereka belajar sejak hampir 3 tahun terakhir.

Setelah ditata oleh gurunya, dan diajak berbaris, anak-anak ini diajak berdoa. Lalu mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lagu perjuangan lainnya.

Satu per satu bocah kecil masuk ke ruangan dan duduk di atas tikar. Tampak ada anak yang mendengarkan, tapi ada juga yang terlihat bermain.

Tak berapa lama, mobil putih datang turun seorang polisi berpeci masuk ke dalam ruangan disambut teriakan anak-anak. Satu per satu bocah itu mencium tangan Bripka Herry Prasetya (35), yang merupakan pendiri sekolah gratis ini.

Tak canggung, ada salah satu anak langsung duduk di pangkuan polisi yang bertugas di Subbid Provos Bid Propam Polda DIY.

Dia menceritakan, pendirian sekolah TK gratis ini berawal saat dirinya melakukan bakti sosial di wilayah Panggang, tahun 2020. Ketika itu yang disasar adalah jompo hingga anak terlantar.

"Saat melakukan bakti sosial, saya ditemui salah seorang warga sini (padukuhan Krambil) bahwa seputaran daerah sini belum ada sekolah taman kanak-kanak (TK)," kata Herry ditemui di TK Bumi Damai Indonesia Jumat (10/3/2023).

Dia pun melakukan survei lokasi. Kemudian bertanya ke tokoh masyarakat terkait lokasi yang akan digunakan untuk TK.

Akhirnya Herry menyewa sebuah rumah meski membayarnya sesuai kemampuan. Lalu pada bulan Juni 2020 sekolah tersebut berdiri.

"Saat itu ada empat orang guru yang mau saya ajak berjuang, dan sampai sekarang Allhamdulilah TK ini berjalan," kata Herry.

"Sudah meluluskan tiga kali, dan saat ini ada 23 anak," kata dia.

Sisihkan insentif untuk operasional

Polisi yang mulai bertugas 1 Januari 2007 ini mengaku menyisihkan insentif yang diperolehnya untuk operasional TK dan pemberian seragam. Dia pun mendapat dukungan, termasuk istrinya untuk mendirikan TK gratis. 

"Istri saya juga bekerja, dan mendukung kegiatan seperti ini," kata warga Maguwoharjo, Sleman ini.

Herry yang merupakan kelahiran Panggang ini mengaku untuk seragam TK setiap hari dan selasa mirip seragam polisi. Dia beralasan ingin sekaligus sosialisasi terkait polisi.

Sebab, banyak warga pedesaan yang takut bertemu dengan polisi. Sehingga apa yang dilakukan diharapkan bisa mewakili polisi yang tidak hanya menilang dan menangkap penjahat, tapi juga humanis.

Dirinya menerima semua golongan dan agama yang dianut warga sekitar. Bahkan, beberapa waktu lalu ada anak berkebutuhan khusus tetap diterima sekolah.

"Semuanya kita terima di sini. Termasuk tahun lalu meluluskan anak berkebutuhan khusus. Alhamdulillah ada guru yang bisa mengampu meski tidak se-spesialis guru di SLB," kata Herry.

Di sela kesibukannya, Herry mengaku seminggu sekali datang untuk menyambangi TK itu.

"Untuk kedepannya, membangun sekolah permanen TK gratis ini (di Padukuhan Krambil). Alhamdulillah tanah wakaf oleh warga sekitar," kata dia.

Dia juga menerima bantuan dari berbagai pihak untuk sarana dan prasaran sekolah. Bahkan bilan lalu, TK tersebut mendapat bantuan dari Kadiv Propam Mabes Polri. Bantuan tersebut digunakan untuk menambah karpet dan gaji guru selama setahun.

Selama membangun sekolah gratis ini, dia mengaku tidak ada kendala yang berarti. TKnya sudah terdaftar di Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.

Salah seorang wali murid Siti mengaku terbantu karena dekat dan semuanya gratis.

"Selama ini gratis, semuanya bermanfaat," kata dia.

Anaknya yang kelas B ini setiap Senin sampai Jumat diasuh empat guru TK Bumi Damai Indonesia.

Selain di Padukuhan Krambil, dia juga membangun TK di Jatirejo Gedangsari tahun lalu. Saat ini ada 19 anak dan 3 guru. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/03/10/185846678/cerita-bripka-herry-membangun-tk-gratis-di-gunungkidul-sisihkan-insentif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke