Salin Artikel

Cerita di Balik 2 Remaja Magelang Bawa Celurit di Jalan lalu Ditabrak Mobil, Videonya Viral

KOMPAS.com - Video remaja di Magelang, Jawa Tengah, membawa celurit di jalanan dan ditabrak mobil warga menjadi viral.

Polisi telah mengamankan kedua remaja yang berinisial AK (17) dan RO (17). Keduanya masih berstatus pelajar di salah satu SMK di Kota Magelang.

"Kita sudah melibatkan institusi pendidikan. Juga datang ke sekolah-sekolah serta bersurat juga untuk mengantisipasi kejahatan jalanan ini," kata Kapolresta Magelang, Kombes Ruruh Wicaksono, dilansir dari Tribunnews.com.

Cerita Kholik

Ruruh menjelaskan, insiden kedua pelaku ditabrak mobil warga terjadi di kawasan Metro Square, Mertoyudan, Kabupaten Magelang pada Senin (6/3/2023).

Sementara warga yang merekam insiden itu bernama Kholik Sugiarto (48), warga Mertoyudan. 

Kholid saat dikonfirmasi menjelaskan, dirinya saat itu melihat kedua remaja tersebut mengacungkan mengejar seorang pemotor di jalan.

Sementara, lanjut Kholid, pemotor yang merupakan ibu-ibu diduga tak mengetahui dikejar oleh kedua remaja itu.

Kemudian, Kholik mengatakan dirinya meneriaki ibu itu agar berbelok menuju pom bensin.

"Di situ saya menjerit 'Minggir, Bu, masuk ke Pom Bensin', Ibunya belum sempat kena (celurit), di situ saya langsung mengejar pelaku," katanya.

Dalam video yang beredar, salah satu pelaku sempat memukul kap mobil Kholid dengan celurit.

Akibat insiden itu, Kholik mengaku mengalami kerugian senilair Rp 2,7 juta.

Lapor ke polisi

Setelah menabrak kedua remaja itu, Kholik dan rekan-rekannya di dalam mobil segera melapor ke Polsek Mertoyudan. Kholid pun menyerahkan rekaman video insiden tersebut.

“Saya balik ke Polsek, laporan. Langsung dari polsek menuju ke TKP,” ujarnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Magelang Kompol Rifeld Constantien Baba membenarkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Magelang.

Selain itu, pihaknya juga mengatakan, pelaku remaja yang mengacungkan celurit dalam video viral tersebut sudah berhasil ditangkap.

"Pelaku sudah diamankan," katanya Kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).

Seperti diberitakan sebelumnya, video tersebut diunggah oleh akun Instagram, @magelang_raya pada Senin (6/3/2023).

(Penulis: Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor : Khairina) 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Viral Video Klitih Bawa Celurit Berujung Ditabrak Mobil di Magelang, Pelaku yang Masih SMK Diamankan

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/03/08/060600078/cerita-di-balik-2-remaja-magelang-bawa-celurit-di-jalan-lalu-ditabrak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com