Salin Artikel

Kisah Warga Diundang ke Rumah Mewah Rafael Alun Trisambodo di Yogyakarta: Ada Kolam Renang, Mobil, dan Moge

KOMPAS.com - Harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo, ayah Mario Dandy Satrio, tersangka kasus penganiayaan terhadap D, menjadi sorotan.

Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II itu diketahui memiliki rumah mewah di Yogyakarta. Rumah tersebut berlokasi di Jalan Ganesha, Kelurahan Muja-muju, Kemantren (Kecamatan) Umbulharjo.

Tokoh masyarakat setempat, Sugiarto, mengaku pernah diundang Rafael ke rumahnya.

Ia bersama sejumlah tetangga diundang ke acara pemberkatan rumah. Acara itu berlangsung sebelum pandemi Covid-19.

"Masuk ke rumah Pak Alun, ya, baru sekali, waktu pemberkatan rumah. Itu pun kita cuma di depan saja, nggak sampai masuk ke dalam. Tapi, memang ada kolam renang dan ada satu dua mobil, sama ada motor gede juga," ujarnya, Senin (27/2/2023), dikutip dari Tribun Jogja.

Ditanya soal kabar ada banyak mobil mewah di garasi rumah Rafael Alun, Sugiarto menyatakan dirinya tak mengetahui hal tersebut. Pasalnya, dirinya baru sekali masuk ke rumah itu.

Terkait rumah mewah Rafael Alun Priambobo tersebut, Sugiarto mengatakan bahwa rumah itu dibangun sekitar tiga tahun lalu.

"Itu dulu beli lahan terus dibangun sekitar tiga tahun lalu kurang lebih," ucapnya.

Saat hendak membangun rumah tersebut, Rafael sempat menemui Sugiarto.

"Dulu pas mau membangun juga datang ke sini, istilahnya minta izin dulu, kan, datang sama ibunya waktu itu," ungkapnya.

Jika dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya, rumah Rafael Alun tersebut terlihat paling mewah dan besar. Pasalnya, terang Sugiarto, rata-rata rumah warga di Jalan Ganesha luasnya sekitar 300-400 meter. Adapun luas rumah Rafael kurang lebih 2.000 meter persegi.


Dilihat dari luar, rumah ayah Mario Dandy tersebut tertutup pagar setinggi kurang lebih 3,5 meter. Di pagar itu tak ada celah bagi orang luar untuk mengintip kondisi di dalam rumah.

Walau mempunyai rumah di Yogyakarta, tetapi Rafael jarang bertandang ke sana.

"Paling datang ke sini cuma pas hari-hari besar, hari libur saja. Jarang juga (sosialisasi sama warga) itu, paling cuma pembantunya yang sering ke sini, kalau membayar iuran, iuran sampah," tutur Sugiarto.

Petugas keamanan setempat, Bowo, mengaku belum pernah bertemu dengan Rafael Alun.

"Belum pernah ketemu, paling ketemu sama pembantunya yang sering bawa anjingnya keluar sebanyak dua ekor," jelasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ardi Priyatno Utomo)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Mario Dandy Satriyo Ditegur Warga Muja Muju Jogja karena Geber Moge

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/02/28/092400678/kisah-warga-diundang-ke-rumah-mewah-rafael-alun-trisambodo-di-yogyakarta-

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com