Salin Artikel

Pedagang Curhat ke Kapolda DIY, Sulit Bayar Utang karena Bunganya Tinggi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Pedagang pasar lari ke rentenir fenomena umum, termasuk di Pasar Wates, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pedagang yang merasa ribet cari pinjaman maka beralih cari pinjaman mudah meski bunga tinggi.

Salah seorang pedagang sekaligus pengurus koperasi pasar mengeluhkan ini pada Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan saat mengunjungi Pasar Wates di Kelurahan Wates, Jumat (24/2/2023).

“Kalau mereka tersendat (kesulitan dapat pinjaman koperasi), mereka lari ke bank lain yang bunganya tinggi,” kata Sri Panuju, pedagang itu. Ia sekaligus pengurus Koperasi Niaga Binangun yang sudah berdiri di Pasar Wates sejak 1989.

Sri mengungkapkan, banyak pedagang Pasar Wates kesulitan membayar utang karena bunga tinggi itu.

Ada saja yang kemudian usahanya bangkrut karena tiap hari bekerja hanya untuk membayar utang. Ada pula pedagang terpaksa jual rumah demi menutup utang.

“Banyak yang gulung tikar. Tahunya hasil bekerja tiap hari hanya untuk bayar utang. Tempat (lapak) dijual hingga rumah,” kata Sri.

Sebaliknya, koperasi yang sudah berkembang di pasar malah ditinggalkan. Koperasi memang memberi pinjaman bagi mereka yang memiliki catatan baik dalam mengembalikan utang dan tidak masuk daftar hitam.

“Koperasi modalnya over. Siapa pun dan berapa pun pinjamnya, asal tidak nunggak dan tidak coret merah. Kami gelontorkan,” katanya.

Keluhan Sri Panuju satu dari banyak keluhan warga pasar yang ditujukan pada Kapolda DIY Suwondo di acara Jumat Curhat bersama Kapolda DIY. Jumat Curhat kali ini berlangsung di pelataran belakang Pasar Wates hingga menjelang tengah hari.

Suwondo tertarik pada keluhan pedagang terkait pinjaman bunga tinggi. Pihaknya akan memberi perhatian karena kegiatan pinjaman seperti ini bisa berpengaruh pada kamtibmas di masyarakat.

“Kami akan mencoba membantu, kenapa masyarakat lebih memilih meminjam ke yang bukan koperasi, supaya koperasi ini bisa menjadi penyalur pinjaman sesuai kebutuhan masyarakat. Dan masyarakat ini dalam kondisi sehat sebagai debitur yang sehat, artinya debitur yang memiliki perhitungan yang baik,” kata Suwondo.

Tidak hanya keluhan soal pinjaman bunga tinggi di Jumat Curhat. Pedagang dan pengelola pasar mengeluhkan penataan pasar pagi, lalu lintas di pasar pagi yang sering terganggu, berkurangnya pedagang di lantai atas pasar karena tergerus pasar pagi, hingga soal harga dan ketersediaan bahan pangan.

Jumat Curhat kegiatan rutin Polri belakangan ini. Kegiatan ini menjadi saluran aspirasi warga lewat polisi. Kapolda Suwondo mengungkapkan, aksi serupa juga dilakukan di tingkat Polres maupun Polsek. Polisi menggali informasi, tuntutan dan harapan di dalam masyarakat sekaligus saluran edukasi bagi warga.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/02/24/221528378/pedagang-curhat-ke-kapolda-diy-sulit-bayar-utang-karena-bunganya-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke