Salin Artikel

Joki Tembak Data Vaksinasi di PeduliLindungi, Dinkes Kota Yogyakarta Sebut Tak Bisa Batalkan Data Vaksin

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit, Pengelolaan Data, dan Sistem Informasi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah menjelaskan seseorang yang sudah mendapatkan vaksin Covid dilanjutkan dengan input data.

"Petugas fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan entry data di dalam sistem informasi yang dinamakan Piker vaksin, jadi semua faskes memiliki ID dan user untuk masuk dan akses, jadi ini beda-beda akunnya," jelasnya sat ditemui di Polresta Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).

Setelah dilakukan entry data, langkah selanjutnya adalah menunggu antara 1 jam sampai 1 minggu jika vaksinasi yang dilakukan secara masif, baru bisa terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi.

"Masyarakat baru bisa membuka aplikasi di ponsel masing-masing, jadi bukti yang bersangkutan sudah melakukan vaksin secara administrasi," jelasnya.

Namun, sambung Lana, untuk melihat seseorang sudah vaksin atau belum di luar dari catatan administrasi diperlukan waktu yang lama. Karena, harus dilakukan pemeriksaan antibodi di tiap orang.

"Ini di luar kewenangan kami karena kami hanya bertugas melakukan vaksinasi dan input data. Sehingga, sampai saat ini kami belum bisa melakukan upaya pembatalan," ucap dia.

Ke depan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta akan melaporkan temuan ini kepada Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun ke Kementerian Kesehatan bahwa ada kasus tembak data vaksinasi pada aplikasi PeduliLindungi.

"Sekali lagi bukti fisik apakah yang bersangkutan sudah vaksin atau belum kita tidak bisa mengenali," jelasnya.

Sebelumnya, jajaran Polresta Yogyakarta amankan satu orang berinisial HA (27) asal Pontianak, Kalimantan Barat yang nekat sebagai calo tembak data aplikasi PeduliLindungi.

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archye Nevada menjelaskan pengungkapan kasus ini bermula saat tim Tipiter Polresta Yogyakarta melakukan patroli siber pada 5 November 2022.

Dari hasil operasi siber tersebut, tim Tipiter menemukan satu akun yang menjual jasa pengisian data aplikasi PeduliLindungi atau data vaksinasi. Atas dasar tersebut, Polresta Yogyakarta melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Dalam pengungkapan kasus. menemukan akun Facebook dengan nama Orange Pelosok yang diduga pelaku. Pelaku ini (HA) diketahui sebagai tenaga honorer di satu dinas di Kalimantan," ujar Archye saat ditemui di Polresta Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).

Pelaku HA ditangkap pada 24 Januari oleh tim Tipiter Polresta Yogyakarta di Kalimantan Barat, dari keterangan pelaku HA menjual jasa tembak vaksin dengan beragam harga.

"Vaksin pertama dihargai Rp 300.000, vaksin kedua Rp 300.000, vaksin booster 400.000. Serta ada paket tembak vaksin satu dan dua Rp 500.000, dan paket lengkap Rp 800.000," beber Archye.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/02/22/132124978/joki-tembak-data-vaksinasi-di-pedulilindungi-dinkes-kota-yogyakarta-sebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke