Salin Artikel

Puskesmas Kulon Progo Ini Rayakan Imlek dengan Bagi-bagi Angpau dan Kue Keranjang

KULON PROGO, KOMPAS.com - Suasana Tahun Baru Imlek mendadak menyeruak di Puskesmas Sentolo I, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sejumlah ornamen serba merah dan lagu-lagu Imlek diperdengarkan cukup keras tengah hari setelah layanan kesehatan untuk umum selesai.

Dokter, perawat, hingga pegawai mengenakan batik nuansa merah. Di sebuah lorong puskesmas, antara gedung klinik dan rawat inap, tampak pohon dengan hiasan ornamen China, seperti lampion emas, mini figur kelinci, hingga lampu kelap kelip.

Yang menarik perhatian adalah angpau atau amplop-amplop merah yang menggantung di carang dan ranting pohon. Angpau gambar kelinci yang tersenyum.

"Ini pohon angpau yang berisi doa, sukacita dan harapan akan hal yang baik," kata Dokter Renny Lo, Kepala Puskesmas Sentolo I, Kamis (26/1/2023).

Suasana Imlek sejatinya terasa asing bagi masyarakat Kulon Progo. Pasalnya, warga etnis Tionghoa sangat sedikit di kabupaten ini sehingga tradisi Imlek tidak lagi ditemui di sini.

Namun mendadak suasana Imlek ini muncul di Fasyankes milik pemerintah. Puskesmas Sentolo I mendadak riuh Tahun Baru China 2574 jatuh pada Senin (22/1/2023) yang lalu.

Imlek selalu jadi peristiwa besar bagi warga etnis Tionghoa. Renny keturunan Tionghoa asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Keluarga besarnya masih berada di Tasikmalaya.

Renny mengaku masih memegang tradisi merayakan tahun baru. Kali ini dirayakan sambil berbagi kebahagiaan pada seluruh rekan kerjanya di puskesmas.

“Berbagi sukacita dan berbagi bersama teman-teman di mana kita bersama bekerja di puskesmas ini. Saya tahun kedua merayakan Imlek, tapi kali ini berbeda karena ada pohon angpau dan angpaunya. Mereka ambil angpau dengan penuh sukacita dan gembira,” kata Renny.

Berbagai angpau diperkenalkan sebagai tradisi di kalangan Tionghoa saat tahun baru. Hal serupa dilakukan di kalangan masyarakat Tionghoa, namun biasanya diberikan pada mereka yang masih lajang.

Kali ini, angpau diberikan bagi karyawan di puskesmas. Setelah mengucapkan selamat tahun baru, mereka mengambil angpau yang tergantung di pohon angpau.

“Jangan dilihat uangnya. Tapi filosofi yang merupakan harapan dan doa yang baik,” kata Renny.

Ia juga memperkenalkan bingkisan kue keranjang. Masyarakat Tionghoa identik dengan panganan khas ini ketik memasuki tahun baru. Panganan itu manis dan agak kenyal. Setiap orang mendapat bingkisan kue dan makanan manis itu.

Menurut Renny, kue itu menggambarkan ketekunan dan usaha akan berakhir manis. “Yang bisa membuat manis itu diri kita. Kita yang membuat kebahagiaan sendiri,” kata Renny.

Selain itu, mereka juga bermain tarian naga yang terdiri dari puluhan pegawai jalan sambil berbaris. Mereka menyebutnya sebagai permainan dug dug ceng. “Naga” itu menjalar meliuk mengejar angpau.

Perawat puskesmas Cecilia Anis mengaku baru pertama merasakan kegembiraan suasana Imlek yang biasa digelar kalangan Tionghoa. Kegembiraan itu memancing orang lain gembira dan tertawa lantas turut mendoakan hal baik bagi yang merayakan.

Dalam sukacita Imlek itu, Cecilia mendapat angpau dan kue beserta manisan yang bentuknya lucu-lucu. Ia juga menemukan sebuah pesan tertulis dalam angpau yang menunjukkan harapan dan doa.

"Rasanya (perayaan) berbeda ya," kata Cecilia.

Perawat puskesmas Yuwan Zepty P. mengungkapkan kalau segala sesuatu terkait Imlek terbilang tidak dikenal di masyarakat Kulon Progo. Tentu hal ini hal baru bagi mereka.

"Kami mungkin satu-satunya di Kulon Progo yang bisa merasakan perayaan Imlek dengan sukacita Imlek di Kulon Progo," kata Yuwan.

Ia sambil menunjukkan bingkisan yang diterimanya berisi angpau uang dan sebuah tulisan penuh pengharapan. Ia berniat memberikan angpau itu untuk anaknya yang sedang tinggal di asrama.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/26/224844978/puskesmas-kulon-progo-ini-rayakan-imlek-dengan-bagi-bagi-angpau-dan-kue

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke