Salin Artikel

Kisah Sudaryanto, Petugas Kebersihan Stasiun Tugu Yogyakarta, Temukan Uang Rp 40 Juta dan Dikembalikan ke Pemiliknya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sudaryanto (38), warga asal Biru, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di Stasiun Tugu Yogyakarta.

10 tahun menjadi seorang petugas kebersihan, ia sering menemukan berbagai macam barang. Barang yang ditemukan tidak ia bawa pulang, namun ia berikan ke pos keamanan untuk dikembalikan kepada pemiliknya.

Kemarin, Sabtu (21/1/2023), Sudaryanto menemukan tas selempang berukuran cukup besar di area pencetakan tiket. Seperti kebiasaan saat menemukan barang, tas tersebut ia berikan kepada petugas pos keamanan.

Alangkah kagetnya saat tas selempang itu dibuka. Tas itu berisi tumpukan uang senilai sekitar Rp 40 juta.

"Saya temukan tas di depan area cetak tiket lalu saya kasih ke pos keamanan. Lalu, dibuka sama empat orang sebagai saksi, ternyata isinya uang. Total Rp 40 jutaan," kata Sudaryanto saat ditemui di Stasiun Tugu Yogyakarta, Minggu (22/1/2023).

Pada Minggu pagi tadi, pemilik tas sekaligus uang itu sudah mengambilnya ke pos keamanan Stasiun Tugu Yogyakarta.

Teguh prinsip

Ia tak mengambil sepersen pun dari uang yang ditemukan. Ia berpegang teguh pada prinsip bahwa barang yang ditemukan bukan miliknya dan harus segera dikembalikan kepada sang pemilik.

Tak hanya uang yang pernah ditemukan, barang-barang kecil seperti power bank juga sering ia temukan dan diserahkan ke pos kemanan.

"Baru pertama ini nemu uang, sebelumnya sering kayak power bank selalu saya berikan pos keamanan. Sebelumnya nemu power bank di atas lintasan," kata dia.

Sudaryanto, ayah 2 anak ini merasa senang bisa membantu mengembalikan barang yang dia temukan. Baginya, jika bukan hak pribadi, maka pantang untuk mengambil.

"Kalau bukan milik saya pasti saya kembalikan," imbuhnya.

"Meskipun tingkat keamanan yang diberikan KAI Daop 6 sudah baik, penumpang harus tetap waspada dan fokus dalam menjaga barang bawaannya," katanya.

Bagi para pelanggan yang merasa kehilangan atau tertinggal barang di dalam kereta api atau di lingkungan stasiun, dapat melaporkan kepada petugas, antara lain kondektur yang sedang berdinas di atas KA, ataupun petugas pengamanan yang ada di stasiun atau dapat melalui contact center KAI 121.

Baru-baru ini, pada masa libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Daop 6 juga telah melakukan pengembalian barang temuan sebanyak 21 barang kepada pemiliknya. Adapun jenis barang tersebut di antaranya laptop, HP, tablet, smartwatch, dompet, dan lain-lain dengan taksiran senilai Rp 74 juta.

"Pada masa peak season memang volume penumpang meningkat drastis, sehingga kami imbau sekali lagi agar pelanggan tidak lengah. Kami juga mengingatkan agar para pelanggan membawa barang secukupnya dan usahakan dalam satu tempat, misalnya koper atau ransel," tutupnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/22/184815478/kisah-sudaryanto-petugas-kebersihan-stasiun-tugu-yogyakarta-temukan-uang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com