Salin Artikel

Pemkot Yogyakarta Tawari Pedagang di Jalan Perwakilan Malioboro Pindah ke Pasar Klitikan

Selain untuk keperluan Jogja Planning Galery (JPG) pemindahan pedagang juga bertujuan untuk mengembangkan sentra ekonomi baru di kawasan Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Yogyakarta.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan Pemkot Yogyakarta berencana mengembangkan tiga kawasan ekonomi baru untuk memecah kepadatan di area Tugu, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta (Gumaton).

"Kita komitmen paling tidak sumbu filosofis, Malioboro, kita coba untuk tidak berdesakan di situ semua. Jadi di sayap-sayap Malioboro kita coba kembangkan tidak konsentrasi di gumaton termasuk di jalan Cokroaminoto, termasuk di timur," kata Sumadi, Senin (16/1/2023).

Untuk kawasan Timur Kota Yogyakarta menurut Sumadi memiliki potensi untuk dijadikan sentra ekonomi baru. Salah satunya kawasan Embung Langensari yang memilik pemandangan yang dinilai bagus serta memiliki cagar budaya.

"Timur banyak tempat, salah satunya saya sudah mengajukan permohonan di Embung Langensari, kan viewnya bagus ada cagar budaya di Balai Yasa kita kembangkan tidak terkonsentrasi di Malioboro saja," jelas dia.

"Kemarin kita sudah menawarkan kepada teman-teman diberi alternatif di kuncen (pasar klitikan), memang statusnya jelas di sana mereka nyewa," katanya.

Sumadi menjelaskan, pada tanggal 14 Januari 2023 para pedagang sudah memulai mengosongkan toko-tokonya. Setelah kosong, pertokoan akan diratakan.

"Kami berharap mereka mengosongkan sendiri. Kalau sudah itu teman-teman PU provinsi yang akan memang harus diratakan," kata dia.

Sementara itu melalui keterangan tertulis Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan FKKP Adi Kusuma menjelaskan, pihaknya mendukung pembangunan JPG.

Dia juga membenarkan bahwa para pelaku usaha di Jalan Perwakilan telah diberi lokasi baru yakni di Pasar Klitikan yang ada di Pakuncen/Kuncen, Kota Yogyakarta.

"Kami (FKKP) telah mendapat Afirmasi pada tanggal 09/01/2023 di Kantor UPT Malioboro dari Pemerintah Kota Jogja berupa pemindahan atau relokasi di Pasar Klitikan Pakuncen," katanya.

Terlepas dari relokasi yang dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta, FKKP menyoroti soal status tanah di Jalan Perwakilan. Menurut dia, Sertifikat Hak Milik Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang terbit dari Konversi Sultan Grond tertanggal 27/10/2015.

"Temuan tersebut segera kami akan melaporkan temuan pada pihak-pihak terkait. Baik di daerah dan pusat sebagai bentuk kepedulian kami pada Kota Jogjakarta," kata dia.

Pantauan Kompas.com di Jalan Perwakilan para pelaku usaha sudah memulai membersihkan tempat-tempat dagangannya. Mereka sudah membawa pulang alat-alat yang digunakan untuk berjualan dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Aman mengatakan dalam kurun waktu kurang lebih seminggu para pedagang diberi kesempatan untuk memanfaatkan usulan dari Pemkot Yogyakarta, yakni lokasi baru di Pasar Kuncen.

"Ini bukan kewajiban, tetapi ini kebijakan kalau mengkosongkan kan tugas (Pemkot Yogyakarta) tapi kedua kebijakan memberikan afirmasi terhadap pelaku usaha yang ada di Jalan Perwakilan," katanya, Jumat (13/1/2023).

Menurut Aman, kebijakan afirmasi bukanlah solusi dan bukan relokasi yang dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta. Karena hal ini tidak ada hubungannya dengan hak dan kewajiban.

"Ini hubungannya soal keberpihakan, jadi soal empati. Kebijakan empati yang ada di Perwakilan, memberikan kebijakan afirmasi," ujar dia.

Ia menambahkan seluruh pedagang sudah melihat langsung lokasi Pasar Klitikan yang nantinya untuk berjualan bagi para pedagang.

"Mereka diberi afirmasi yang berbentuk menjadi potensi berdagang di Pasar Klitikan," kata dia.

Total pedagang yang akan mendapatkan kebijakan afirmasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sebanyak 17 pedagang, dan seluruhnya menurut dia dan berminat.

"Proses administrasi sedang berjalan, Pemkot secara teknis di lapangan dan Pemkot memberikan afirmasi," katanya.

Pemilihan Pasar Klitikan sebagai lokasi baru para pedagang di Jalan Perwakilan bukanlah tanpa alasan, menurut Aman saat ini kawasan Pasar Klitikan yang berada di Jalan Hos Cokroaminoto sedang berkembang cepat. Terutama perkembangan bisnis kuliner di kawasan ini sehingga, cocok bagi para pedagang Jalan Perwakilan yang mayoritas pedagang kuliner.

"Teman-teman di Jalan perwakilan mayoritas kuliner, menurut pandangan kami ada hubungannya dengan afirmasi kami," katanya.

Sambung Aman dengan berjualan di Pasar Klitikan, para pedagang tidak perlu untuk mengganti komoditi yang dijual.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/16/161655178/pemkot-yogyakarta-tawari-pedagang-di-jalan-perwakilan-malioboro-pindah-ke

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com