KOMPAS.com - Tari Rara Ngigel berasal dari Yogyakarta.
Tari Rara Ngigel adalah tari kreasi baru yang telah dikombinasikan dari berbagai sisi.
Salah satu kombinasi tarian ini adalah tarian tidak hanya mengadopsi satu budaya saja melainkan ada dua budaya dalam tari Rara Ngigel, yaitu budaya Yogyakarta dan Jawa Barat.
Perpaduan budaya tersebut berpengaruh terhadap unsur gerakan dan unsur lainnya.
Tari Rara Ngigel
Cerita Tari Rara Ngigel
Tari Ngigel diciptakan oleh Ida Wibowo, koreografer dan anak seniman Bagong Kusudiarjo.
Tari Rara Ngigel menceritakan seorang gadis yang telah tumbuh menjadi dewasa.
Penari tari Rara Ngigel pada dasarnya adalah perempuan, namun tidak jarang tarian ini ditarikan secara berpasangan dengan pria.
Pola Lantai Tari Rara Ngigel
Pementasan tari Rara Ngigel akan menggunakan dua jenis pola lantai, yaitu pola lantai horizontal dan pola lantai melengkung.
Pola lantai horizontal dimana semua penari akan berbaris ke samping.
Kemudian pola kedua adalah pola melengkung, dimana tarian akan terbagi menjadi empat golongan yang berbeda.
Empat golongan tersebut, yaitu melengkung dalam, melengkung luar, membentuk angka delapan, dan pola lingkaran.
Gerakan Tari Rara Ngigel
Adanya percampuran dua budaya menyebabkan tarian memiliki dua unsur budaya tersebut.
Unsur gerakan lemah lembut merupakan unsur budaya Yogyakarta, sedangkan unsur gerakan tegas adalah pengaruh dari budaya Jawa Barat.
Gerakan tegas muncul dalam gerakan patah-patah dalam tarian ini.
Properti Tari Rara Ngigel
Penari tari Rara Ngigel menggunakan busana atau kostum percampuran antara kebudayaan Jawa dan Cina.
Properti yang digunakan cenderung berwarna cerah.
Beberapa properti tari Rara Ngigel
Penari menggunakan kebaya dengan berbagai warna.
Penari menggunakan sanggul. Adanya sanggul menjadi salah satu ciri dari busana Jawa.
Tusuk konde yang digunakan mengadopsi budaya Cina. Penari akan menyematkan tusuk konde di bagian belakang kepalanya.
Kain jarik digunakan sebagai penutup bagian bawah. Kain jarik yang digunakan beragam dengan warna sesuai kebaya.
Selendang membantu penari dalam melakukan sejumlah gerakan. Warna selendang yang dipilih sesuai warna kostum.
Alat musik pengiring berupa kendang, bonang, demung, gamelan, gambang, saron, dan slenthem.
Alat musik akan dibunyikan dengan tempo tertentu.
Sumber:
kikomunal-indonesia.dgip.go.id
www.romadecade.org
https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/13/231456678/tari-rara-ngigel-asal-pola-lantai-dan-properti