Salin Artikel

7 Keistimewaan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo

KOMPAS.com - Bandar Udara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta Internasional Airport (YIA) adalah bandar udara yang terletak di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta.

Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta ini dilakukan di lahan seluas 600 hektar selama 20 bulan dan menghabiskan anggaran sekitar 11,3 triliun.

Bandara Internasional Yogyakarta memulai operasionalnya dengan melayani penerbangan komersial sejak 6 Mei 2019.

Namun peresmian bandara baru di Yogyakarta ini baru dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Agustus 2020.

Dibukanya penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Yogyakarta ini diharapkan bisa dapat memberi dampak signifikan dalam mewujudkan konektivitas udara serta peningkatan perekonomian masyarakat Provinsi DI Yogyakarta serta Pulau Jawa bagian selatan.

Lantas seberapa istimewa Bandara Internasional Yogyakarta ini?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah ulasan lengkap profil Bandara Internasional Yogyakarta.

Seperti diketahui, Yogyakarta sebelumnya hanya memiliki sebuah bandara yaitu Bandara Internasional Adisucipto.

Sedangkan Bandara Internasional Yogyakarta merupakan bandar udara baru di mana jarak keduanya cukup jauh.

Penumpang atau pelaku penerbangan harus jeli dalam membedakan kode penerbangan yang tertera pada tiket.

Bandara Internasional Adisucipto sendiri memiliki kode IATA: JOG dan kode ICAO: WAHH.

Sementara Bandara Internasional Yogyakarta memiliki kode IATA: YIA dan kode ICAO: WAHI.

Bandara Internasional Yogyakarta diketahui memiliki panjang landas pacu (runway) 3.250 meter dengan apron yang sanggup menampung 45 pesawat.

Hal ini memungkinkan Bandara YIA untuk melayani berbagai pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Airbus A380 dan Boeing 777.

Adapun pesawat berbadan lebar pertama yang mendarat di bandara ini berjenis Airbus A330-200 milik maskapai Garuda Indonesia.

Kedatangan pesawat yang mendarat pada Jumat (4/10/2019) pukul 11.20 WIB itu dilanjutkan dengan prosesi water salute saat pesawat hendak parkir di apron.

Dengan dibukanya layanan untuk pesawat berbadan lebar, tentunya akan membawa potensi penumpang yang lebih banyak.

Hal ini diimbangi dengan terminal seluas 219.000 meter persegi yang dapat menampung 20 juta penumpang per tahun.

Calon penumpang di Bandara Internasional Yogyakarta akan dilayani melalui dua terminal sesuai tujuan penerbangan, yaitu terminal domestik dan terminal internasional.

Saat ini, kedua terminal penumpang di Bandara YIA sudah dilengkapi berbagai fasilitas yang memadai.

Tak hanya melayani arus penumpang, Bandara Internasional Yogyakarta juga melayani muatan barang.

Pelayan ini dilakukan di dua terminal kargo, yaitu terminal kargo domestik dan terminal kargo internasional.

Luas yaitu terminal kargo domestik Bandara YIA adalah 3.546 meter persegi dengan daya tampung hingga 390 ton.

Sementara terminal kargo internasional Bandara YIA memiliki luas 2.304 meter persegi dengan daya tampung hingga 250 ton.

Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta juga telah mempertimbangkan berbagai akses, diantaranya kesiapan mitigasi bencana seperti likuifaksi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan abu vulkanik.

Diketahui posisi Bandara YIA berdekatan dengan pantai selatan di mana terdapat pertemuan lempeng Australia dan lempeng Asia yang berpotensi menimbulkan bencana.

Infrastruktur Bandara YIA telah dirancang dan dibangun dengan ketahanan terhadap gempa hingga 8,8 Magnitudo, dengan pusat gempa 400 meter dari bibir pantai.

Sementara sebagai langkah mitigasi bencana tsunami, Bandara YIA dirancang untuk menghadapi gelombang tsunami dengan proyeksi ketinggian maksimum 12,8 MSL (Mean Sea Level).

Tak sampai di situ, terdapat fasilitas Gedung Crisis Centre 4 lantai dengan luas bangunan 5.284 meter persegi yang dapat difungsikan sebagai tempat evakuasi yang mampu menampung hingga 1.000 orang.

Diungkap Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, BMKG dan PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Yogyakarta juga telah berkolaborasi dengan menempatkan early warning system di bandara, sebagai deteksi dini bencana.

Keunikan Bandara Internasional Yogyakarta salah satunya adalah keindahan ikon khas yang bernilai seni, sehingga tak jarang digunakan penumpang untuk melakukan sefie.

Seperti di dalam area bandara yang dihias banyak artwork, salah satunya adalah Tari Bedhaya Kinjeng Wesi karya seniman Ichwan Noor yang ada di ruang tunggu.

Selain di dalam area bandara, beberapa ikon khas juga bisa ditemukan di area toll gate hingga drop zone.

Beberapa diantaranya adalah arsitektur Semar Tinandu di papan nama, patung Hamemayu Hayuningrat, monumen Gunungan, bangunan Bale Kambang, replika Plengkung Gading, hingga atap dengan corak batik kawung.

Tak jarang dihelat beberapa pameran dan kegiatan seni sebagai bentuk pelestarian budaya yang dapat menghibur dan mengedukasi para penumpang yang singgah di Bandara YIA.

Untuk mempermudah penumpang bepergian dari dan ke Bandara Internasional Yogyakarta, bandara ini juga sudah terkoneksi dengan moda transportasi umum.

Salah satunya adalah akses langsung ke stasiun Kereta Bandara YIA dengan rute Stasiun YIA - Stasiun Wates - Stasiun Tugu Yogyakarta PP.

Lokasinya berada di sisi timur, tepatnya berada di Gedung Penghubung Area KAwasan Tugu Malioboro YIA.

Tiket Kereta Bandara YIA bisa dibeli langsung atau dipesan melalui aplikasi secara online.

Sementara untuk tujuan lainnya, penumpang dapat memanfaatkan layanan shuttle resmi Bandara YIA dari DAMRI dan SatelQu.

Sumber:
 yogyakarta-airport.co.id 
 indonesiabaik.id  
 instagram.com/bandarayogyakarta  
 tribunnewswiki.com  
 regional.kompas.com  (Editor: Caroline Damanik)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/12/075000178/7-keistimewaan-bandar-udara-internasional-yogyakarta-di-kulon-progo

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com