Salin Artikel

Seorang Anak 10 Tahun di Gunungkidul Meninggal karena DBD

"Memang ada anak yang usianya 10 tahun meninggal dunia beberapa hari yang lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Rabu (11/1/2023).

Dia mengatakan, pihaknya mendapat informasi tersebut langsung mendatangi lokasi, dan rumah sakit yang merawat anak tersebut.

"Kami sudah investigasi di Lapangan, Pasien meninggal di salah satu rumah sakit meninggalnya. kita juga sudah ke rumah sakitnya, memang meninggal karena Dengue Shock Syndrome (komplikasi infeksi DBD) sudah sampai shock si pasien ini," kata dia.

Dewi berujar, pihaknya juga langsung melakukan investigasi di lapangan, ternyata angka jentiknya juga masih rendah, dan ditambah ada yang meninggal.

"Memang ada penularan tapi belum dilaporkan secara lengkap," kata Dewi.

Pihaknya besuk akan melakukan fogging atau pengasapan serta melakukan penyuluhan terkait DBD.

"Untuk fogging itu senjata terakhir dilakukan, karena akibat penggunaan tidak tepat menyebabkan nyamuk kebal insektisida," kata Dewi.

Dewi menyebut beberapa lokasi sudah ada nyamuk yang kebal terhadap insktisida, sehingga memerlukan insektisida terbaru. Sehingga pihaknya lebih mendorong Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencegah adanya nyamuk berkembang biak.

"Musim begini kan kalau ada kaleng ada air, jentik mudah berkembang biak," kata Dewi.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/11/180933878/seorang-anak-10-tahun-di-gunungkidul-meninggal-karena-dbd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke