Salin Artikel

Kampung Ketandan, Kawasan Pecinan di Yogyakarta yang Sudah Ada Sejak Abad ke-19

KOMPAS.com - Kampung Ketandan atau Kampoeng Ketandan dikenal masyarakat sebagai kawasan Pecinan di Kota Yogyakarta.

Lokasi Kampung Ketandan terletak di dekat Keraton dan Malioboro, atau tepatnya di sebelah utara Pasar Beringharjo.

Terletak di pusat Kota Yogyakarta, Kampung Ketandan meliputi kawasan di Jalan Ahmad Yani, Jalan Suryatmajan, Jalan Suryotomo dan Jalan Los Pasar Beringharjo.

sementara lokasi Jalan Ketandan mudah dikenali dari arah Malioboro dengan adanya gerbang setinggi tujuh meter yang tiangnya berukiran naga.

Kampung Ketandan juga kerap menjadi pusat perayaan hari besar dan festival budaya bagi masyarakat Tionghoa seperti jelang Tahun Baru Imlek.

Meski begitu, Kampung Ketandan bukan satu-satunya kawasan pecinan di Yogyakarta, karena masih ada kawasan pecinan lain yaitu Beskalan, Pajeksan, dan Kranggan.

Sejarah Kampung Ketandan Yogyakarta

Dilansir dari laman warta.jogjakota.go.id dan kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kampung Ketandan lahir pada akhir abad ke-19 yang menjadi pusat permukiman orang Cina di zaman Belanda.

Pemerintah Belanda kemudian menerapkan passenstelsel atau aturan pembatasan pergerakan dan wijkertelsel yang membatasi wilayah tempat tinggal warga Tionghoa.

Namun atas izin Sri Sultan Hamengku Buwono II, warga Tionghoa bisa menetap di tanah yang terletak di utara Pasar Beringharjo.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk memperkuat aktivitas perdagangan dan perekonomian masyarakat.

Hal ini karena sejak 200 tahun yang lalu kawasan Kampung Ketandan telah menjadi tempat masyarakat Tionghoa tinggal dan mencari nafkah yang sangat berperan dalam penguatan kegiatan perekonomian.

Terlebih warga Tionghoa di Kampung Ketandan juga bisa membaur dengan pedagang pasar Beringharjo, pedagang Malioboro, serta warga Yogyakarta pada umumnya.

Gaya bangunan Kampung Ketandan yang asli memiliki atap yang berbentuk gunungan dan jangkar yang ada di dinding.

Namun seiring berjalannya waktu, atap-atap tersebut direnovasi menjadi berbentuk lancip setelah terjadi akulturasi budaya Cina dengan kebudayaan Jawa.

Kini selain diakui sebagai kawasan Pecinan, Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah menetapkan Kampung Ketandan sebagai daerah cagar budaya.

Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong agar renovasi bangunan bergaya Tionghoa yang sudah rapuh tetap atau bangunan baru yang akan dibangun mempertahankan arsitektur khas Tionghoa.

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta di Kampung Ketandan

Kawasan Kampung Ketandan juga dikenal sebagai tempat dihelatnya Pekan Budaya Tionghoa (PBTY).

Pekan Budaya Tionghoa dihelat sejak tahun 2006 untuk menyambut Tahun Baru Imlek.

Gapura berarsitektur Tionghoa dan sepanjang jalannya akan dihiasi oleh berbagai ornamen khas Imlek.

Berbagai event seperti panggung hiburan, atraksi barongsai, pasar malam, berbagai stan kuliner, hingga pawai budaya Tionghoa akan diadakan di sepanjang Jalan Malioboro.

Hal ini tak hanya menarik bagi masyarakat Tionghoa saja, namun juga warga Yogyakarta dan wisatawan.

Sementara dilansir dari travel.tribunnews.com, setelah sempat terkendala pandemi Covid-19, Pekan Budaya Tionghoa akan kembali dihelat pada tahun 2023.

Melalui akun Instagram @pekanbudayationghoayogyakarta, tanggal pelaksanaannya pun telah dirilis secara resmi.

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2023 akan digelar selama satu minggu penuh yaitu dari 30 Januari hingga 5 Februari 2023.

Tema yang diangkat Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2023 adalah Bangkit Jogjaku, untuk Indonesia.

Selain karnaval, sejumlah rangkaian acara lainnya meliputi pagelaran seni dan budaya, lomba, pameran, dan stand bazar, serta panggung pentas seni juga akan memeriahkan gelaran Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2023.

Menariknya acara-acara tersebut merupakan inisiasi dari 18 paguyuban Tionghoa yang ada di Provinsi DIY.

Sumber:
 warta.jogjakota.go.id  
 kebudayaan.kemdikbud.go.id  
 travel.tribunnews.com  

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/07/231113978/kampung-ketandan-kawasan-pecinan-di-yogyakarta-yang-sudah-ada-sejak-abad

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke