Salin Artikel

Dua Pencuri di Rumah Jaksa KPK Mengaku Buang Sebagian Hasil Curian ke Sungai

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dua pelaku pencurian di rumah jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku membuang sebagian hasil curiannya di sungai wilayah Yogyakarta.

Polisi masih mendalami keterangan dari kedua pelaku tersebut untuk menemukan barang bukti antara lain laptop, hard disk dan tas yang dicuri dari rumah korban.

Direktur Reserse Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengatakan, ia masih melakukan pencarian barang bukti yang dicuri tersangka SIP (31) dan JN (32) dari rumah korban.

"Masih kita lakukan pencarian. Beberapa barang bukti hasil keterangan tersangka itu ada yang dibuang di sungai di wilayah Yogyakarta," ujar Nuredy Irwansyah Putra dalam jumpa pers, Selasa (3/01/2023).

Para tersangka, lanjut Nuredy, tidak mengetahui nama sungai yang menjadi lokasi membuang barang hasil curian. Namun keduanya dapat menunjukkan lokasinya.

Pihaknya akan melakukan penelusuran di lokasi yang disebutkan oleh tersangka untuk membuang barang bukti tersebut.

"Tersangka mengatakan sebagian barang bukti yang belum kami temukan itu dibuang di wilayah Yogya yaitu di sungai yang mana sungai tersebut tidak mengetahui, tapi dia bisa menunjukkan tempatnya. Dan kami akan melakukan penelusuran lebih lanjut," tegasnya.

Polisi masih akan melakukan uji terhadap keterangan dari kedua tersangka. Sebab, keterangan dari keduanya sering berubah-ubah.

Polisi juga sedang mencari tahu barang apa saja yang dibuang oleh para pelaku.

Sebab, ada beberapa barang di rumah jaksa KPK berinisial FN yang hilang antara lain laptop, hardisk, hingga berkas-berkas.

"Nanti akan kami masih teliti lebih lanjut karena keterangan tersangka saat ini masih dalam penyidikan dan keterangannya juga berubah-ubah, kami masih melakukan uji kebenarannya termasuk tadi yang katanya dibuang di sungai," jelasnya.

Nuredy menyampaikan, fokus pada penanganan tindak pidana yang dilakukan oleh kedua pelaku termasuk mencari barang bukti yang dicuri pelaku di rumah korban.

"Kita lakukan penyelidikan lebih lanjut, fokus kita mencari barang bukti khususnya adalah barang bukti yang hilang. Apakah dijual, apakah dibuang semua. Mudah-mudahan barang tersebut masih ada dan bisa kita kembalikan kepada pihak korban," jelasnya.

Barang bukti yang saat ini berhasil diamankan dari dua tersangka antara lain, obeng, helm, pakaian dan gembok rumah.

Terkait dengan motif kedua tersangka, imbuh Nuredy, masih dilakukan pendalaman.

"Kita masih melakukan pendalaman. Apakah ada keterlibatan pelaku lainnya atau sebatas kepada dua tersangka saja," ucapnya.

Dua orang pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni SIP (31) asal Kendari dan JN (32) asal Makassar saat ini ditahan di Mapolda DIY.

"Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun," urainya.

Diberitakan sebelumnya, rumah Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berinisial FAN kemalingan, Sabtu (24/12/2022) sore.

Rumah itu beralamat di Jalan Arjuno No. 20 Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akibatnya, tas berisi laptop dan berkas-berkas kerja raib digondol maling.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/01/03/180717778/dua-pencuri-di-rumah-jaksa-kpk-mengaku-buang-sebagian-hasil-curian-ke

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com