Salin Artikel

Polisi Sebut Maling Rusak Pintu untuk Masuk Rumah Jaksa KPK di Yogyakarta

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyebut kasus di rumah Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berada di Wirobrajan, Kota Yogyakarta merupakan kasus pencurian dan pemberatan.

Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja mengatakan kasus yang menimpa Jaksa KPK berinisial FAN merupakan kasus pencurian dan pemberatan sebab tidak hanya pencurian tetapi juga ditemukan perusakan.

"Pencurian dan pemberatan, karena ada perusakan pintu. Dirusak, dicongkel," kata dia saat dihubungi, Senin (26/12/2022).

Menurut Timbul, Wirobrajan tergolong wilayah yang aman, karena kasus pencurian jarang terjadi di Wirobrajan.

"Jarang terjadi (pencurian). Kalau ini mungkin pencurian biasa iya. Tapi setahu saya jarang terjadi," kata dia.

Sampai sekarang dirinya belum mengetahui secara detail barang apa saja yang ikut dibawa oleh maling, sampai sekarang baru laptop dan berkas yang hilang.

"Itu belum tahu tapi yang jelas yang hilang laptop. Saya belum tahu berapa saksi diperiksa," kata dia.

Sebelumnya, Ketua RT 19 RW 04, Jalan Arjuna, Wirobrajan, Kota Yogyakarta Saptadi sebut peristiwa rumah kemalingan milik FAN Jaksa KPK, maling tergolong nekat.

Lantaran, sekitar rumah FAN banyak terpasang kamera CCTV.

"Ada di samping-samping rumah ada, di depan (rumah FAN) itu ada," katanya saat ditemui di rumahnya, Senin (26/12/2022).

Saptadi menambahkan saat dirinya mendampingi kepolisian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), rekaman CCTV sudah diserahkan kepada pihak kepolisian.

"Sudah diserahkan ke kepolisian. Mengantar pak polisi yang ada CCTV saya nganter kan kulo nuwun. Dilihat ada di-download. Pak polisi minta 2 atau 3 (rekaman)," jelas dia.

Menurutnya suasana sekitar rumah FAN tergolong aman, karena banyak dipasang CCTV dan peristiwa ini baru pertama kali terjadi di wilayahnya.

"Sini itu relatif aman. Orang kan akan berpikir 2 kali (untuk berbuat jahat). Jadi istilahnya maling ini istimewa," tambah dia.

Disinggung soal kronologis kejadian ia mengaku tidak mengetahui secara pasti karena, pada saat itu ia sedang tidur di rumah. Ketika bangun, di depan rumah FAN sudah ramai didatangi polisi dan warga sekitar.

"Saya keluar sudah banyak warga banyak polisi, kebobolan maling," kata dia.

Mengetahui rumah warganya yang dibobol maling, ia lalu menunggu di luar rumah FAN, Karena sudah tidak diperkenankan masuk dan polisi sudah memasang garis polisi.

Saat menunggu bersama warga, ditinya mendapatkan informasi bahwa barang yang hilang adalah sebuah laptop milik FAN.

"Intinya ada kemalingan tapi tidak menguras harta benda tapi ada yang dituju cuma laptop," ucapnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/12/26/145712078/polisi-sebut-maling-rusak-pintu-untuk-masuk-rumah-jaksa-kpk-di-yogyakarta

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com