Salin Artikel

Angka Kematian akibat TBC di Bantul Mencapai 1,5 Persen dari Total Kasus

"Kalau kasus kematian akibat TBC di Bantul masih dalam kisaran 1 hingga 1,5 persen dari total kasus TBC di Bantul," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja, Rabu (21/12/2022).

Dia menjelaskan, 1.216 kasus tersebut diperkirakan baru 50 persen kasus TBC yang ada di Bantul sehingga masih banyak orang dengan TBC yang masih belum ditemukan dan diobati.

Pihaknya terus melakukan sosialiasai terkait TBC dan juga melakukan screening. Juga menguatkan jaringan di masyarakat untuk diteksi.

"Jadi kalau ada ditemukan keluarganya kena TBC harus segera diambil tindakan," kata Agus.

Agus mengatakan, selain anak, pihaknya juga memberikan perhatian kepada pasien yang putus berobat TBC. Sebab, angkanya cukup tinggi, yaitu 3,93 persen dari jumlah pasien yang harus diobati tahun 2022.

Pasien TBC seharusnya rutin pengobatan sampai 6 bulan. Pihaknya khawatir jika tidak diatasi, pasien akan resisten obat.

"Faktornya banyak yang putus berobat mungkin ada yang lupa, kedua tentu pemahaman terkait pengobatan TB itu sendiri," kata dia.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Bantul mencatat dari  bulan Januari sampai November 2022 ada 1.216 kasus tuberkulosis (TBC). Dari ribuan kasus tersebut, 50 persen adalah anak. 

"Sejak Januari sampai November ada 1.216 kasus TBC yang ditemukan di seluruh fasilitas kesehatan. Nah, 619 diantaranya adalah kasus TBC anak dan 12 kasus pasien TBC resisten obat," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja kepada wartawan di Bantul Rabu (21/12/2022).

Dijelaskannya, banyaknya anak yang mengidap TBC karena masih banyak orang yang belum terdeteksi dan diobati. Jika diestimasi yang terjangkit TBC ada 2.431 orang, sementara yang ditemukan 1.216 kasus.

Belum terditeksinya ini menyebabkan anak tertular, apalagi sering dicium dan digendong.

"Contoh anak umur 2 tahun kansering digendong atau diciumi orang-orang. Hal itu risiko kontak semakin tinggi," kata Agus.

Agus mengatakan, selain itu faktor kurang gizi dan stunting sehingga menyebabkan daya tahan anak berkurang. Selain itu, anak tidak bisa menularkan ke orang lain.

Adapun gejalanya, batuk lebih dari 2 pekan disertai demam dan mengalami penurunan berat badan.

"TBC anak tidak menularkan tapi anak berpotensi tertular TBC tinggi," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/12/22/132729878/angka-kematian-akibat-tbc-di-bantul-mencapai-15-persen-dari-total-kasus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke