Salin Artikel

Keluarga Jokowi Bawa Pisang Raja dan Jadah Wajik Saat Midodareni ke Rumah Erina

Jokowi dan keluarga tiba di kediaman Erina Gudono sekitar pukul 19.00 WIB. Keluarga mempelai pria tampak kompak mengenakan pakaian berwarna merah muda.

Dalam kesempatan tersebut, putra sulung Jokowi sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ditunjuk menjadi juru bicara keluarga.

Setibanya di rumah Erina Gudono Gibran pun mengungkapkan masud kedatangan keluarganya.

"Dengan memohon rida Allah, saya Gibran Rakabuming Raka mewakili keluarga dari Solo, mewakili keluarga Bapak Joko Widodo beserta Ibu Iriana, bermaksud untuk pertama menyerahkan hantaran peningset tanda tali kasih antara kedua calon mempelai," ujar Gibran selaku juru bicara keluarga calon mempelai pria.

Sementara itu, juru bicara dari pihak Erina Gudono, Abdul Muhaimin, menyampaikan selamat datang kepada keluarga besar Jokowi dan Iriana.

Mewakili keluarga Sofiatun Gudono, ia bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas seserahan yang diberikan keluarga Kaesang.

"Dengan memohon rida ke hadirat Allah SWT, perkenankanlah kami pertama dengan segenap rasa syukur dan ucapan terima kasih kami menerima seserahan sebagai peningset. Kedua, menerima kehadiran calon mempelai putra, Ananda Kaesang Pangarep, untuk melaksanakan upacara adat nyantri," ucap Muhaimin.

Setelah itu, ibunda Kaesang menyerahkan seserahan kepada ibunda Erina.

Hantaran yang diserahkan berupa pisang raja serta jadah wajik yang menjadi perlambang reraketan.

Prosesi dilanjutkan dengan diminumkannya segelas air zamzam oleh ibunda Erina kepada Kaesang.

Empat pesan utama tersebut yaitu agar kedua mempelai bersikap lebih dewasa, bertanggung jawab, dan saling menghormati dan menghargai; selalu berbakti kepada mertua sebagaimana kepada kedua orang tua.

Serta menjaga sikap dan perilaku serta patuh terhadap hukum dan etika dalam bermasyarakat; serta taati dan jalankan ajaran agama Islam.

"Terakhir, terimalah Ananda Erina Sofia Gudono apa adanya. Terimalah ia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Terimalah ia dalam mudanya dan tuanya. Terimalah ia dalam sehatnya dan sakitnya. Bimbinglah ia untuk menuju rumah tangga yang bahagia. Jadikanlah ia istri pertama dan terakhirmu sampai akhir hayat dikandung badan," ujar Muhaimin membacakan pesan dari keluarga Erina.

Perkenalan, Gibran sebut Kaeang slengean

Setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan anggota keluarga. Dalam kesempatan tersebut, Gibran membuat keluarga Erina Gudono dan tamu undangan yang hadir tertawa karena menyebut Kaesang sebagai anak yang slengean.

Ia mengakui bahwa Kaesang Pangarep memiliki citra sebagai anak yang “slengean”.

Adapun kata “slengean” dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang sering bertindak semaunya, suka bercanda, dan suka mengejutkan orang dengan tingkah lakunya yang mungkin dirasa tidak wajar.

“Izin, bapak, ibu, untuk mengenalkan keluarga besar dari Solo. (Keluarga) yang hadir pada malam hari ini ada bapak (Presiden Jokowi), ibu (Iriana), lalu di belakang sana ada adik ipar saya, Bobby, asli dari Medan, lalu ada adik saya Kahiyang Ayu,” kata Gibran di hadapan keluarga Erina Gudono.

“Lalu ini ada istri saya, Selvi Ananda, beserta anak, ini namanya Ethes, lalu adiknya Lembah Manah, dan ini namanya Kaesang,” tutur Gibran yang sontak membuat keluarga Erina Gudono dan para tamu yang hadir tertawa.

Mendengar Gibran memperkenalkan Kaesang, Presiden Joko Widodo juga terlihat tertawa.

“Kaesang (anak) yang nomor tiga. Anaknya memang punya image (citra) slengean, tapi hatinya baik. (Dia) bertanggung jawab, punya komitmen yang sangat baik, terutama di dunia kerja,”

“Saya yakin, nanti ke depan bisa membahagiakan Erina,” tutur Gibran.

Mendengar hal tersebut, Presiden Joko Widodo pun mengamini.

“Amin,” ucap jokowi.

“Itu saja, bapak, ibu, perkenalan singkat dari keluarga kami dari Solo, yang jelas…,” kata Gibran, yang terpotong karena melihat reaksi heran dari pihak keluarga Jokowi.

Mereka tampak heran dengan perkenalan keluarga yang sangat singkat dari Gibran.

“Mau diperpanjang, Pak?” tanya Gibran kepada Jokowi. “Nggak perlu diperpanjang, ya, mas, ya,” ujar Gibran sambil melihat ke arah Allen Gudono.

“Biar lebih singkat aja. Kan yang paling penting… hari ini saya ingin memperkenalkan adik saya saja,” imbuh Gibran.

“Yang jelas, saya juga mohon titip adik saya, mohon dibimbing juga, dan selebihnya waktu dan tempat saya serahkan kepada bapak ibu keluarga dari Jogja. Terima kasih,” ujar Gibran.

Setelah Gibran memperkenalkan Kaesang Pangarep, giliran Allen Gudono, sebagai anak sulung keluarga Gudono, memperkenalkan keluarganya.

Sikap Allen yang terlihat gugup di hadapan keluarga besar Presiden Jokowi, membuat Jokowi tertawa.

Allen Gudono mengenalkan keluarganya cukup panjang. Mulai dari keluarga dari ayah, Mohammad Gudono, kemudian keluarga dari ibu, Sofiatun Gudono.

Allen juga menyebutkan adiknya satu per satu, mulai dari Nadya Gudono, Erina Gudono, dan Shania Gudono.

Karena gugup, Allen Gudono sampai hampir lupa mengenalkan Shania, adik bungsunya.

“Oh iya, yang keempat lupa! (Anak) yang keempat itu, yang paling ragil itu, lahir di Yogyakarta (namanya) Shania Sofia Gudono,” tutur Allen Gudono.

“Demikianlah perkenalan kami. Semoga Allah SWT mempertemukan dan memberkati keluarga kita. Amin. Kami mohon maaf atas segala kekurangan,” pungkas Allen Gudono.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pisang Raja dan Jadah Wajik Jadi Hantaran Keluarga Jokowi Saat Midodareni ke Rumah Erina Gudono

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/12/10/083500078/keluarga-jokowi-bawa-pisang-raja-dan-jadah-wajik-saat-midodareni-ke-rumah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com