Salin Artikel

Royal Ambarrukmo, Lokasi Akad Nikah Kaesang-Erina, Kediaman Raja yang Ada sejak Tahun 1857

Kawasan Ambarrukmo tak bisa lepas dari sejarah panjang berdirinya Kraton Yogyakarta. Nama Ambarrukmo sudah ada sejak abad ke-18.

Dengan “Ambar” berarti wangi dan “Rukmo” berarti emas. Nama ini diambil dari salah satu nama pilar yang ada di Keraton Yogyakarta.

Saat ini pemilik Royal Ambarukkmo masih dipegang keluarga Kraton Yogyakarta dan kawasan tersebut masuk dalam Sultan Ground.

Pesanggrahan Ambarrukmo juga telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.25/PW.007/MKP/2007.

Kawasan Ambarrukmo sendiri memiliki keterkaitan dengan sejarah panjang dari berdirinya Kraton Yogyakarta.

Dikutip dari Kemendikbud.go.id, Royal Palace Residence pertama kali dibangun oleh Raja Hamengkubuwono VI antara tahun 1857-1849.

Kawasan tersebut dikenal dengan nama Pesanggrahan Arjopurno yang artinya keselamatan atau kesejahteraan.

Lalu pada 1895 dan 1897, kawasan tersebut direnovasi oleh Raja Hamengkubuwono VII dan menjadi rumah kediaman saat HB VII turun tahhta.

Sejak saat itu namanya diganti menjadi Pesanggrahan Ambarrukmo yang artinya keluhuran atau kemuliaan yang harum.

Setelah Sultan Hamengku Buwono VII pensiun menetap di pesanggrahan ini bersama permaisuri GKR Kencana.

Ambarrukmo pun dianggap sebagai "Kedaton" yang artinya Royal Palace atau tempat kediaman raja.

Sebagai Residance Palace Royal, kawasan tersebut adalah miniatur Istana utama Sultan dan memiliki elemen paviliun dekoratif, halaman, gerbang, pohon yang sama dengan keraton.

Kompleks ini kemudian digunakan sebagai tempat Pendidikan Inspektur Polisi Republik Indonesia tahun 1940-1950.

Lalu difungsikan sebagai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman saat KRT Pringgodiningrat sebagai Bupati Sleman sampai tahun 1964.

Pada tahun 1957, di sisi timurnya dibangun Hotel Ambarukmo dan tahun 1966, hotel ini pertama kali dibuka sebagai hotel mewah pertama di Yogyakart.

Bangunan ini berarsitektur tradisional Jawa yang terdiri atas pendapa, pringgitan, dalem ageng, gadri, gandok dan balekambang yang dilengkapi ragam hias, antara lain lung-lungan, saton, tlacapan, wajikan, praba, dan mirong.

Mirong di bagian saka menunjukkan eksistensi pesanggrahan sebagai bangunan yang fungsinya mempunyai koheransi dengan eksistensi sultan.

Pada tahun 2006, dibangunlah Ambarrukmo Plaza Mall yang menjadi satu kawasan dengan Royal Ambarrukmo dan menjadi salah satu high end pusat perbelanjaan di Yoyakarta.

Pada tahun 2010, restorasi dan konservasi untuk kedua The Palace dan Hotel mulai. Hingga di tahun 2011, The Ambarrukmo legendaris terlahir kembali sebagai Royal Residance.

The Royal Ambarrukmo menjelma menjadi hotel bintang 5. Pada tahun 2015 dilakukan renovasi up grade interior pada 247 kamar.

Terdapat juga restoran yang menawarkan pengalaman menarik bagi tamu untuk mneikmati makanan khas para raja.

Royal Ambarrukmo Yogyakarta yang sangat kental dengan peninggalan budaya Jawa memiliki beberapa kegiatan yang dapat diikuti oleh tamu, yaitu Jemparingan (tradisi memanah), Patehan (tradisi minum teh), Mocopatan (seni membaca puisi Jawa), latihan tari Jawa klasik dan Aceh, kelas biola untuk anak-anak, kelas suling bambu dan angklung serta kelas yoga.

Tamu juga akan dimanjakan dengan kegiatan lainnya seperti menonton pertunjukan sendratari Ramayana, tur mengelilingi Museum Ambarrukmo yang memamerkan karya seni terbaik Jawa seperti keris dan batik serta tur menaiki kereta kencana kuda yang terdapat di Museum Ambarrukmo.

Bangunan utama, saat ini difungsikan sebagai museum Ambarrukmo.

"Sekarang masih berdiri ada alun-alun, pendopo, ndalem ageng, sama balai kambang yang di belakang. Di sebelah sana dulunya keputren, dan itu dulu keputran," urainya.

Saat ini Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo yang juga merupakan kesatuan dari Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo telah menjadi bagian salah satu cagar budaya dan terbuka untuk umum.

Bangunan ini juga menjadi salah satu pilar pelestari Kebudayaan terutama Kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta.

Herman Courbois mengungkapkan, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo kini juga telah dilengkapi dengan seperangkat gamelan yang diberi nama Kiai Yasa Arum.

Gamelan dengan Laras Slendro ini berada di Ndalem Ageng atau bangunan inti rumah. Selain itu juga ada satu set wayang kulit lengkap gaya Yogyakarta.

Bangunan yang ikonik di kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo salah satunya adalah Balai Kambang, perpaduan gaya arsitektur kolonial Belanda dengan arsitektur Jawa.

Di Kanan dan kiri terdapat kolam dengan air yang jernih. Sedangkan di tengah-tengahnya terdapat bangunan segi delapan.

Bagunan ini terdiri dari dua tingkat. Atap bangunan berbentuk segi delapan dan mengerucut ke atas. Sedangkan di bagian pucuk terdapat mustika.

"Saya punya prinsip sebagai hotel harus setiap hari ada aktivitasnya budaya dan itu ya macam-macam supaya benar-benar generasi muda tetap masih terjaga dengan wibawa dan budaya Jawa. Dan ini tempat luar biasa, bayangkan sore-sore gamelan dimainkan, ada tarian jawa dan ada anak-anak muda juga, 5-6 tahun menari jawa," pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Kemdikbud.go.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/12/09/092500278/royal-ambarrukmo-lokasi-akad-nikah-kaesang-erina-kediaman-raja-yang-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke