Salin Artikel

Motif Lain Anak di Magelang Bunuh Keluarganya dengan Sianida, Kesal Ditagih Uang Investasi Rp 400 Juta

Selain motif sakit hati menjadi tulang punggung keluarga, tersangka mengaku kesal karena sering ditanya terkait uang investasi yang diberikan oleh orangtuanya.

Tersangka, Dhio Daffa ternyata pernah diberi uang sebesar Rp 400 juta oleh orangtuanya yang digunakan untuk investasi.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Dhio di depan petugas Mapolres Magelang.

"Selama ini minta uang ke orangtua. Kalau dijatah perbulan tidak ada, cuma mintanya itu alasannya mengajak untuk investasi, sekitar Rp400 juta," ujar dia.

Uang investasi yang diberikan pada tahun 2021 ini belakangan ditagih terus oleh orangtua Dhio yang kini menjadi korban pembunuhan.

Dhio menjelaskan dari total Rp 400 juta yang diberikan orangtuanya, hanya sebagian yang diinvestasikan.

"Iya, ditagih terus daripada hasil investasi yang sudah diberikan," jelasnya.

Pria berusia 22 tahun ini juga mengaku memakai sebagian uang tersebut untuk kebutuhan pribadi.

"Hanya sebagian kecil saja untuk investasi, sebagian lagi saya gunakan sendiri," terangnya.

DDS merencanakan pembunuhan terhadap kedua orangtua dan kakaknya sejak 15 November 2022.

Dia kemudian mencari referensi dengan browsing di internet hingga menemukan berita tentang pembunuhan aktivis Munir yang menggunakan racun arsenik, kopi sianida Mirna dan sate sianida Bantul.

"Saya cari referensi di Google, belajar dari beberapa kasus itu," katanya.

Dia mengaku membeli racun arsenik dan sianida lewat toko online (marketplace) sebanyak 4 kali dengan jumlah berbeda-beda, mulai 17-25 November 2022.

Upaya pembunuhan pertama yang dilakukan Dhio gagal. Ia pun menggunakan sianida yang dicampur dengan teh hangat dan kopi yang biasanya disajikan sang ibu pada Senin (28/11/2022) pagi.

"Benar, (sianida) dicampur di 2 gelas teh dan kopi," ucap DDS, pria penggangguran itu.

Tidak lama setelah itu, sekitar 15-30 menit, seluruh korban mengalami reaksi mual dan muntah sampai tak sadarkan diri. Mereka tewas di tempat dalam kondisi tergeletak di 3 kamar mandi berbeda.

"Saya menyesal," ucap DDS singkat.

Terkait model investasi yang dilakukan, Dhio belum memberikan jawabannya. Kini, petugas masih mendalami jenis investasi yang dilakukan oleh tersangka.

Sementara itu, Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun menjelaskan saat ini petugas masih mendalami jenis investasi yang dilakukan oleh tersangka.

"Masih kami dalami untuk hal itu (investasi)," pungkasnya.

Kakak kandung dari korban Heri Riyani, Agus Kustiardo menjelaskan, dalam acara tersebut keluarga dari Abbas Ashari dan Heri Riyani sepakat untuk tidak memberikan pembelaan kepada tersangka yang merupakan anak dari korban.

Ia berharap tersangka, Dhio Daffa mendapat hukuman setimpal dan menyerahkan kasus ini ke kepolisian sepenuhnya.

"Kami sepakat menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak berwajib, sudah kami relakan. Pastinya tersangka harus dihukum setimpal dengan apa yang dilakukannya," kata dia.

"Dari kami dua pihak keluarga tidak ada pembelaan untuk tersangka. Harus menjalani hukuman, orang melanggar hukum mau seenaknya tidak bisa," tambah dia.

Agus Kustiardo mengungkapkan kejadian ini tidak pernah diduga oleh keluarga korban yang berada di Magelang maupun Yogyakarta.

"Masih merasa kehilangan kesedihan masih ada. Masih terpukul semua kami di sini. Sedih-sedih, ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Siapapun pasti akan miris dengan kejadian ini," terangnya.

Menurutnya, perbuatan yang dilakukan keponakannya yang kini sudah menjadi tersangka sangat kejam. Di mata dia, Dhio adalah sosok yang pintar memainkan karakter karena di depan keluarga terlihat baik.

"Tersangka itu benar-benar pandai bermain karakter, sampai saya tidak menyangka ada rencana ini. Memang saat peristiwa itu terjadi tersangka tidak ada mimik rasa berduka. Padahal, saya yang baru ditelpon saja langsung lemas sampai sekarang, kalau diingat-ingat kejadian itu lagi," kata dia.

Sampai saat ini, keluarga sepakat untuk tidak menjenguk tersangka yang kini ditahan di Mapolresta Magelang.

"Belum pernah (menjenguk tersangka), ya paling nantilah kalau sudah tidak loro hati (sakit hati). Itupun bukan menjenguk karena iba dengan tersangka, tetapi lebih ke hal lain yang perlu diselesaikan secara keluarga," tambahnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ika Fitriana | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribunnews.com

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/12/07/131500378/motif-lain-anak-di-magelang-bunuh-keluarganya-dengan-sianida-kesal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke