Salin Artikel

Belalang Setan Sudah Ada sejak Lama, tetapi Belum Merusak Tanaman di Gunungkidul

"Sudah lama (belalang setan), tetapi tidak signifikan menimbulkan kerusakan," jelas Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Raharjo Yuwono saat dihubungi melalui telepon, Rabu (7/12/2022).

Dikatakannya, biasanya belalang setan berada di tanaman jagung, selain itu juga di pohon perdu atau pohon yang bercabang.

"Jagung bisa, tapi tidak seberapa karena banyak di pohon perdu," kata dia.

Raharjo mengatakan, pada 2018 pernah terjadi ledakan populasi belalang dengan nama Latin Aularches miliaris ini.

Saat itu, populasinya banyak ditemukan di wilayah Kalurahan Karangrejek dan Baleharjo, di Kapanewon Wonosari. Selain itu, juga ditemukan di Karangmojo dan Nglipar.

Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Yogyakarta Kusmardiastuti mengatakan, dari literatur yang dibacanya, belalang setan atau warga menyebut belalang bulus ini memiliki usia lebih panjang dibandingkan usia belalang yang lain.

"Kalau belalang setan, dibanding belalang lainnya lebih panjang 9 sampai 10 bulan, empat bulan masa bertelur," kata dia.

Kusmardiastuti mengatakan, pihaknya belum bisa menilai terkait pengendalian populasi. Jika dilihat dari ekosistemnya, kalau kebutuhan makanan tercukupi maka akan ada banyak belalang.

"Di kami sendiri sebetulnya, kalau ekosistem ada keseimbangannya ya, ada hierarki rantai makanan, predator. Belalang dia kan mangsa dari hewan yang lain seperti laba-laba dan burung," kata Kusmardiastuti

"Kenapa belalang itu banyak, kemungkinan predatornya berkurang," kata dia.

Sebelumnya, suami istri keracunan diduga diduga karena mengkonsumsi belalang di ladang Kalurahan Sido, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Seorang di antaranya meninggal dunia.

Kapolsek Paliyan AKP Solechan mengatakan, suami istri yang mengkonsumsi belalang K (76), dan istrinya M (53) warga Padukuhan Selorejo,  Kalurahan Sodo, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul.

"Untuk korban yang meninggal istrinya (M). Meninggalnya hari ini," kata Solechan, saat dihubungi wartawan melalui telepon, pada Senin (5/12/2022).

"Diduga akibat mengonsumsi belalang bulus (belalang setan)," lanjut dia.

Peristiwa ini bermula saat suami istri ini menunggu ladang dari serangan monyet ekor panjang di Kalurahan Giring, Paliyan, pada Sabtu (3/12/2022) pukul 08.00 WIB.

"Mereka menemukan dan menangkap beberapa ekor belalang untuk dimasak. Korban memasak belalang hasil tangkapannya tersebut di gubuk. Selanjutnya sekira pukul 12.00 WIB korban dan suami memakan belalang tersebut," kata Kapolsek.

Adapun sang istri memakan 3 ekor belalang, dan suami memakan 1 ekor. Sekitar pukul 14.00 WIB, korban mengalami mual dan mutah-mutah.

Sekitar pukul 16.00 WIB, korban pulang ke rumah bersama suaminya. Tak kunjung membaik, korban dan suaminya dibawa ke RSUD Wonosari pada pukul 20.00 WIB.

Pada tanggal Minggu (4/12/2022), korban dibawa pulang.

"Korban dan suami mendapat perawatan medis. Dokter juga mengambil sample darah untuk di cek laboratorium. Pada hari Minggu tanggal 4 Desember 2022 korban dan suami dibawa pulang oleh keluarga," kata Solechan.

Saat perawatan di rumah, sebagaimana keterangan pihak keluarga, korban dan suami masih sering muntah-muntah.

Pihak keluarga berinisiatif memberi minum air kelapa muda hijau dan minuman isotonik hingga habis 2 botol. "Pada hari Senin sekitar pukul 03.05 WIB dini hari korban meninggal dunia," kata Kapolsek.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/12/07/130247478/belalang-setan-sudah-ada-sejak-lama-tetapi-belum-merusak-tanaman-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke