Salin Artikel

Menilik Sejarah Pendopo Agung Ambarrukmo, Lokasi Akad Nikah Kaesang-Erina, Dulu Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Pendopo Agung Ambarrukmo, yang terletak di sisi kanan bangunan hotel, diapit antara hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta dan Plaza Ambarrukmo. Bangunan yang berada di kompleks hotel Ambarukkmo ini merupakan bangunan bersejarah yang sampai saat ini masih terjaga keasliannya.

Pendopo Agung Ambarrukmo merupakan bangunan bersejarah yang masuk dalam cagar budaya, dan menjadi salah satu bangunan utama dari kesatuan kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo.

"Pendopo Agung Royal Ambarrukmo itu memang sudah berdiri tahun 18-sekian," ujar General Manager Royal Ambarrukmo Herman Courbois saat ditemui Kompas.com, Selasa (1/11/2022).

Pendopo Agung Ambarrukmo menjadi salah satu bangunan utama dari kesatuan kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo yang awalnya dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II.

Pada saat Sri Sultan Hamengku Buwono VII memutuskan untuk mundur dari takhta, kemudian memilih menetap dan tinggal di Pesanggrahan Ambarrukmo.

"Sultan HB ke-VII waktu dia dalam bahasanya dia turun takhta, otomatis dia harus keluar dari Keraton. Terus akhirnya memang pilih tempat di sini," ungkapnya.

Awal mulanya Ambarrukmo dibangun sebagai tempat peristirahatan. Selain itu juga sebagai tempat penyambutan tamu-tamu sebelum ke keraton.

"Ini sudah mulai sejarahnya dari HB II, dulunya di sini memang waktu itu orang dari Solo yang datang mau ketemu sama raja sebelum mereka masuk ke keraton mereka sudah kumpul di depannya alun-alun atau di pendopo," urainya.

Seiring beralih fungsi menjadi tempat tinggal, maka berubah pula untuk penyebutannya, yang awalnya Pesanggrahan sebagai tempat singgah menjadi Kedhaton Ambarrukmo.

Sampai dengan saat ini, keaslian arsitektur bangunan baik pendopo agung, Ndalem Ageng hingga Bale Kambang masih terjaga. Bangunan utama, saat ini difungsikan sebagai museum Ambarrukmo.

"Sekarang masih berdiri ada alun-alun, pendopo, ndalem ageng, sama balai kambang yang di belakang. Di sebelah sana dulunya keputren, dan itu dulu keputran," urainya.

Kini, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo yang juga merupakan kesatuan dari Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo telah menjadi bagian salah satu cagar budaya dan terbuka untuk umum.

Bangunan ini juga menjadi salah satu pilar pelestari Kebudayaan terutama Kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta.

Herman Courbois mengungkapkan, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo kini juga telah dilengkapi dengan seperangkat gamelan yang diberi nama Kiai Yasa Arum.

Gamelan dengan Laras Slendro ini berada di Ndalem Ageng atau bangunan inti rumah. Selain itu juga ada satu set wayang kulit lengkap gaya Yogyakarta.

Bangunan yang ikonik di kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo salah satunya adalah Balai Kambang. Bangunan Balai Kambang cukup unik dan ikonik.

Di Kanan dan kiri terdapat kolam dengan air yang jernih. Sedangkan di tengah-tengahnya terdapat bangunan segi delapan.

Bagunan ini terdiri dari dua tingkat. Atap bangunan berbentuk segi delapan dan mengerucut ke atas. Sedangkan di bagian pucuk terdapat mustika.

Bangunan Balai Kambang tampak adanya pembauran antara gaya arsitektur kolonial Belanda dengan arsitektur Jawa.

Herman Courbois mengungkapkan Royal Ambarrukmo Yogyakarta yang kini dipercayai untuk mengelola, juga turut menghidupkan kembali suasana pendopo dengan mengadakan kegiatan kesenian.

Kegiatan yang digelar antara lain tari kreasi jawa, suling bambu, siteran, jemparingan hingga macapat.

"Saya punya prinsip sebagai hotel harus setiap hari ada aktivitasnya budaya dan itu ya macam-macam supaya benar-benar generasi muda tetap masih terjaga dengan wibawa dan budaya Jawa. Dan ini tempat luar biasa, bayangkan sore-sore gamelan dimainkan, ada tarian jawa dan ada anak-anak muda juga, 5-6 tahun menari jawa," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/11/29/180446378/menilik-sejarah-pendopo-agung-ambarrukmo-lokasi-akad-nikah-kaesang-erina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke