Salin Artikel

Pencarian Korban Longsor di Gunungkidul Libatkan Alat Berat dan Anjing Pelacak

"Masih dilakukan pencarian. Sesuai prosedur SAR, operasi pencarian dilakukan selama 7 hari," kata Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto dalam keterangan tertulis Senin (21/11/2022).

Dijelaskannya, SAR Gabungan dibagi 3 kelompok untuk melakukan penyisiran korban tertimbun longsor. Ada pun tim pertama melakukan pencarian secara manual mengandalkan penyemprot air dan peralatan manual.

Tim kedua menggunakan alat Landslide Search Stick di sekitar lokasi longsor, dan tim ketiga menggunakan 2 unit ekskavator untuk pencarian. "Semoga segera ditemukan," kata dia.

Pipit mengatakan, tim SAR Gabungan juga sudah menyiapkan kantong jenazah, dan jika ditemukan, korban akan langsung dibawa ke Puskesmas Semin.

Kapolsek Semin, AKP Arif Heriyanto mengatakan untuk pencarian kedua korban, yakni Karso Wijoyo (97) dan anaknya Karni (55) sempat menggunakan alat berat dan juga anjing pelacak.

Ratusan relawan dari berbagai elemen mulai dari kepolisian, TNI, BPBD, Basarnas, berbagai relawan hingga warga sekitar. "Harapan kami segera ditemukan," kata dia.

Sebelumnya, Ibu dan anak yang tertimbun longsor di Padukuhan Blembem, Candirejo, Semin, Gunungkidul, DI Yogyakarta Sabtu (19/11/2022), masih proses pencarian.

Sang anak Karti, sebenarnya sudah selamat. Namun dia ingin menyelamatkan ibunya yang masih tertinggal di rumah.

"Bu Karti itu sebenarnya sudah keluar rumah bersama Mukimin kakaknya. Namun teringat ibunya Mbah Karso masih di dalam terus balik," kata Samiaji, salah satu tetangga korban ditemui di lokasi longsor, Sabtu.

Usia Karso yang sudah lebih dari 90 tahun dan berada di dalam kamar. Saat mau keluar pintu sudah tertutup material sehingga keduanya tidak bisa keluar.

Dalam kawasan itu ada tiga rumah yang masih saudara. Akibat dari tertimbun material dua rumah rata dengan tanah, dan satu rumah separuh.

Material yang menimbun berasal dari perbukitan Ngloloasan. "Di atas itu ada tiga keluarga," kata dia.

Kapolsek Semin AKP Arif Hariyanto membenarkan informasi jika anak tersebut ingin menyelamatkan ibunya.

Menurut dia evakuasi korban terkendala karena banyaknya material. Selain itu, juga cuaca.

"Material masih banyak. Ada dua rumah tertimbun tanah, dan satu nolong orang tuanya. Total dua orang masih Tertimbun," kata dia

"Tanah bergerak dari atas menurun 200 an meter berjalan terlihat dari pohon itu dari atas," kata dia.

Sempat selamatkan dua anak

Sebelum, tertimbun dia sempat menyelamatkan dua anaknya. Hal ini disampaikan oleh Ika, salah seorang anak dari Karni.

Ika bercerita kejadian sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, ia dan adiknya dibangunkan ibunya untuk keluar rumah, karena terjadi longsor.

Ketiganya keluar menyelamatkan diri karena longsoran sudah masuk rumah. "Kami berhasil keluar dan menyelamatkan diri," kata Ika.

Ibunya kembali ke dalam rumah dikarenakan ada neneknya, Mbah Karso, yang masih di dalam.

"Niatnya ingin menolong simbah, tapi longsoran keburu menyapu rumah hingga rata dengan tanah," kata Ika.

Ika tidak mengetahui keberadaan ibu dan neneknya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/11/21/135351778/pencarian-korban-longsor-di-gunungkidul-libatkan-alat-berat-dan-anjing

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com