Salin Artikel

Muhadjir Effendy Resmikan Museum Muhammadiyah di Yogya, Sebut Pemberian Jokowi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meresmikan Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Dia menyebut museum ini atas ide dari Presiden Joko Widodo.

Muhadjir menceritakan, saat dia masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaann (Mendikbud) dia mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan Museum Hasyim Asy'ari.

"Pak Presiden tanya ke saya Muhammadiyah sudah punya museum atau belum, lalu saya jawab belum. Kalau gitu bikin saja," ucap dia menirukan percakapannya dengan Jokowi, Senin (14/11/2022).

Dia menegaskan bahwa Museum Muhammadiyah ini berasal dari Presiden Indonesia Joko Widodo yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19.

"Hadiah beliau untuk Muhammadiyah, waktu lama karena pandemi Covid-19. 5 tahun beliau sendiri rencananya meletakkan baru pertama tapi, sibuk dengan G20," katanya.

Muhadjir menambahkan, dirinya juga sempat berdiskusi dengan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, mengapa museum diletakkan di UAD yakni karena UAD merupakan kampus tertua Muhammdiyah di Yogyakarta.

"Jadi, kalau musem ditaruh di lokasi yang sudah tua," kata dia.

Selain itu alasan lainnya adalah Museum Muhammadiyah ini dititipkan kepada UAD karena museum memerlukan perawatan dan perhatian khusus.

"Setengah dititipkan UAD karena museum itu perlu perawatan sama dengan orang yang sudah tua butuh perawatan. Banyak rewelnya daripada produktifnya itu museum," jelas dia.

Dengan ditempatkannya di UAD, biaya operasional museum dapat ditalangi terlebih dahulu oleh pihak kampus jika bantuan dari pemerintah belum turun.

"Cocoklah ditempatkan di UAD sehingga biaya operasional kalau bantuan pemerintah belum ya harus nombok," katanya.

Dia menambahkan, dengan adanya Museum Muhammadiyah di UAD ini menambah ekosistem Muhammadiyah.

"Karena mengunjungi museum pasti mengunjungi UAD, sehingga membangun ekosistem Muhammadiyah dan sebagai representasi kantor pusat," katanya.

Ia berharap Museum Muhammadiyah ini dapat sebagai sarana pembelajaran bagi siswa-siswa Muhammadiyah, karena dapat melihat diorama dan geospasial Yogyakarta sekaligus melihat situs-situs Muhammadiyah.

Muhadjir juga mengusulkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir untuk memperbaiki makam KH Ahmad Dahlan. Hal itu juga bertujuan untuk pembelajaran siswa siswi Muhammadiyah.

"Untuk wisata religius bukan apa-apa, agar anak-anak kita itu memiliki kesadaran sejarah. Muhammadiyah itu ya diajak jalan-jalan (siswa) lalu diterangkan gurunya situs-situs dan pusat situs itu di Yogya ini karena lahirnya Muhammadiyah itu di Yogya," jelas dia.

Selain untuk media pembelajaran, perbaikan makam KH Ahmad Dahlan juga bertujuan agar masyarakat dapat mendoakan secara langsung dekat dengan pusara Ahmad Dahlan.

"Saya sangat berkeyakinan ini sifatnya subjektif mendoakan orang yang sudah meninggal itu mudah diteterima kalau kita langsung ke tempat pusaranya terutama orangtua," ucap dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/11/14/192652678/muhadjir-effendy-resmikan-museum-muhammadiyah-di-yogya-sebut-pemberian

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com