Salin Artikel

Mengenal Punakawan, Tokoh Pewayangan Jawa yang Penuh Filosofi

KOMPAS.com - Wayang dalam budaya Jawa merupakan bentuk kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan namun juga media penyampaian pesan dan filosofi.

Dalam sebuah pertunjukan wayang biasanya akan ditampilkan tokoh-tokoh pewayangan, salah satunya dijuluki dengan Punakawan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Punakawan adalah pelayan atau pengawal raja atau bangsawan pada zaman dahulu.

Punakawan berasal dari gabungan dua buah kata yaitu 'pana' yang berarti paham, dan 'kawan' artinya teman, sehingga mereka bukanlah abdi biasa namun juga bertindak sebagai penasehat.

Pada cerita pewayangan, Punakawan digambarkan sebagai karakter jenaka dengan sifat menghibur, humoris, namun juga penuh filosofi.

Punakawan terdiri dari empat sosok yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Dilansir dari laman ajar.grid.id, berikut adalah penjelasan keempat sosok yang terkenal dalam cerita pewayangan ini.

1. Semar

Semar adalah Punakawan yang memiliki tubuh gemuk, leher pendek, jari telunjuk menuding, mata menyipit, dan wajah tersenyum.

Semar juga dipercaya menjadi sosok jelmaan dewa yang hidup sebagai rakyat jelata membantu para ksatria.

Nama Semar berasal dari istilah ‘haseming samar-samar’ yang berarti Sang Penuntun.

Tokoh Semar dalam Punakawan memiliki dasanama seperti Sang Hyang Ismaya, Badranaya, Nayantaka, Sukma Sejati, dan Ekalaya.

Dalam cerita pewayangan, Semar adalah sosok tertua sehingga dijuluki sebagai bapak dari Punakawan lainnya.

2. Gareng

Gareng adalah Punakawan yang memiliki tubuh yang kurang sempurna dengan hidung bulat, tangan patah, kaki pincang, dan mata yang juling.

Sosok Gareng diartikan sebagai pesan untuk berhati-hati dalam bertindak dan tidak mengambil milik orang lain atau yang bukan haknya.

Tokoh Gareng dalam Punakawan memiliki dasanama seperti Nala Gareng, Pancalpanor, dan Pegatwaja.

Dalam cerita pewayangan, Gareng diceritakan sebagai anak sulung Semar.

3. Petruk

Petruk adalah Punakawan yang memiliki tubuh paling sempurna di antara Punkawan lainnya yaitu tubuh tinggi, kurus, tangan panjang, hidung mancung, dan wajah gembira.

Sosok Petruk memiliki karakter jenaka, cerdas, pandai mengambil hati, usil, dan dermawan.

Tokoh Petruk dalam Punakawan memiliki dasanama seperti Kanthong Bolong, Suragendala, dan Kebodebleng.

Dalam cerita pewayangan, Petruk diceritakan sebagai anak kedua Semar.

4. Bagong

Bagong adalah Punakawan yang memiliki tubuh pendek, gemuk, mata bulat, hidung pesek, dan bibir tebal.

Tak heran jika terkadang Bagong sering dsebut memiliki kemiripan dengan Semar.

Sosok Bagong memiliki karakter pendiam, lugu, lancang, namun sekali berbicara akan membuat orang tertawa.

Tokoh Bagong dalam Punakawan memiliki dasanama seperti Pawor, Cepot.

Dalam cerita pewayangan, Bagong kerap diceritakan sebagai anak bungsu Semar karena sifatnya yang lugu dan kekanak-kanakan.

Sumber:
adjar.grid.id  -1
adjar.grid.id  -2
kids.grid.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/11/01/152425178/mengenal-punakawan-tokoh-pewayangan-jawa-yang-penuh-filosofi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com