Salin Artikel

Dinkes DI Yogyakarta Menduga Ada Satu Tambahan Pasien Gagal Ginjal Misterius

Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie berujar, sementara ini total ada sebanyak 13 pasien gagal ginjal misterius pada anak yang ditemukan, dan sekarang ada satu anak yang diduga mengalami gagal ginjal misterius.

"Sekarang pasien di posisi 13 walaupun ada data satu lagi kasus, dan kita baru klarifikasi ke pusat," ujar Pembajun, Jumat (21/10/2022).

Pembajun menjelaskan, sekarang proses identifikasi pasien terkena gagal ginjal misterius berawal dari data verifikasi dari kabupaten atau kota, kemudian dikirim ke provinsi dan dikirim ke kementerian kesehatan.

"Di sana dilakukan verifikasi terlebih dahulu. Dari 13 itu, 7 penduduk DI Yogyakarta selebihnya dari luar DIY, tetapi karena kejadiannya di DIY ya jadi kasus di DIY," ujar dia.

Pembajun menambahkan terkait perkembangan temuan gagal ginjal misterius pada anak, dibutuhkan kehati-hatian dalam penyampaian data kepada publik, dengan tujuan agar tidak terjadi kepanikan pada masyarakat.

"Seperti awal-awal Covid dulu, bukannya saya pelit data. Pasti kita kasih informasi terbaru," kata dia.

Dia berharap temuan adanya pasien gagal ginjal misterius ini tidak menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di DIY. "Nanti kita lihat bareng-bareng doanya jangan gitu (KLB)," kata dia.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) temukan 13 anak yang mengalami gagal ginjal misterius, 13 anak tersebut ditemukan gagal ginjal pada medio Januari hingga Oktober 2022.

Dari 13 anak yang mengalami gagal ginjal, 5 anak dinyatakan meninggal dunia dengan unknown etology atau tidak diketahui penyebabnya.

Dari kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menjelaskan bahwa daru 13 anak tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi obat paracetamol sirup.

"Nggak ada info itu (mengkonsumsi obat paracetamol sirup). Tapi yang jelas yang 5 meninggla itu tidak diketahu (penyebabnya). Dan tidak pernah ada kelainan ginjal 14 hari sebelumnya memang, 2 minggu atau sebulan nggak ada. Nggak ada (riwayat sakit). Khususnya yang ginjal," ujarnya, Rabu (19/10/2022).

Ia menyampaikan dari 13 kasus ini dalam rentang 3 sampai dengam 5 hari tanda yang paling krusial adalah urin tidak keluar seperti biasa atau urin tidak keluar sama sekali.

Menurut dia, kondisi anak yang mengalami gagal ginjal ini lebih cepat dibandingkan dengan orangtua yang mengalami gagal ginjal. Biasanya, orangtua yang mengalami gagal ginjal diawali terlebih dahulu dengan penyakit lain contohnya diabetes militus (Dm) atau hipertensi.

"Iya kalau orang dewasa itu karena hipertensi karena DM ya biasanya. Itu prosesnya penyakit kronis kita sebut. Makanya itu kita tidak bisa mengatakan ini (gagal ginjal anak) karena peyebabnya a, b, c ini perlu kehati-hatian. Jadi itu tadi masih kita sebut unknown etology masih belum diketahui penyebabnya," jelas dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/21/191159378/dinkes-di-yogyakarta-menduga-ada-satu-tambahan-pasien-gagal-ginjal

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke