Salin Artikel

Motif Pengeroyokan Mahasiswa Timor Leste di Yogyakarta, Salah Paham karena Saling Tatap, Ini Kronologinya

KBO Satreskrim Polresta Yogyakarta Ipda Febrianta menjelaskan Viky datang ke toko modern berjejaring untuk mem-backup rekannya yang berprofesi sebagai debt collector dalam rangka menarik sebuah mobil.

Lalu di tempat yang sama, rombongan korban yang berjumlah empat orang bertatapan dengan rombongan Viky. Kemudian rombongan korban nongkrong di depan toko berjejaring tersebut.

Kemudian ada satu orang yang menanyakan kepada rombongan korban ada permasalahan apa. Lalu saat itu oleh rombongan korban dijawab bahwa rombongan pelaku bukanlah temannya.

"Selanjutnya rombongan korban bertanya kepada rombongan pelaku ada masalah apa sebenarnya, dan dijawab oleh rombongan pelaku ada masalah perihal mobil," Jelas Febrianta, Jumat (21/10/2022).

Setelah beberapa saat kemudian rombongan laki-laki yang ada di halaman toko berjejaring pergi dan membubarkan diri. Sementara debt collector tidak jadi melakukan penarikan mobil karena persoalannya sudah mobil selesai.

"Selanjutnya di Indomaret Jalan HOS Cokroaminoto Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta, tinggal rombongan pelapor bersama dengan teman-temannya nongkrong di halaman Indomaret," ujar dia.

Setelah rombongan debt colector dan rombongan pemilik mobil pergi, sekitar pukul 00.25 WIB, tiba-tiba datang rombongan laki-laki dengan mengendarai sekitar limasepeda motor berbonceng-boncengan langsung berhenti di seberang jalan depan Indomaret.

"Selanjutnya salah satu orang dari rombongan tersebut berteriak kearah rombongan korban dan teman-temannya dengan kata-kata 'Woy Anjing'," kata dia.

"Atas serangan dari rombongan laki-laki tersebut, maka rombongan korban langsung bubar berpencar yaitu ada yang masuk kedalam Indomaret dan ada yang lari masuk ke gang samping Indomaret dengan maksud untuk sembunyi," papar dia.

Beberapa saat setelah melakukan penyerangan, rombongan laki-laki yang melakukan penyerangan pergi meninggalkan lokasi toko berjejaring. Lalu tak lama kemudian datang petugas Kepolisian di Jalan HOS Cokroaminoto Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta.

Rombongan pelapor pun akhirnya berani untuk keluar dari persembunyian dan berkumpul kembali di halaman toko berjejaring.

"Namun korban Edilson Henrique Lopes tidak terlihat sehingga rombongan korban bersama dengan petugas Kepolisian mencari Edilson di dalam gang selatan Indomaret. Selanjutnya Petugas Kepolisian bersama dengan teman-teman pelapor menemukan Edilson sedang duduk telungkup sambil memegangi bagian dada sebelah kanan dan terlihat tubuhnya bersimbah darah," Jelas Febrianta.

Lalu Henrique dibawa oleh petugas Kepolisian ke Rumah Sakot Ludiro Husodo dan dinyatakan meninggal dunia.

Febri menjelaskan bahwa modus dari pengeroyokan adalah karena saling tatap sehingga mengakibatkan salah paham.

"Modusnya salah paham, karena saling tatap," kata dia.

Dia mengatakan peran tersangka adalah sebagai orang yang melakukan penusukan dengan menggunakan senjata tajam jenis pedang, dengan gagang kayu motif kepala naga berwarna coklat muda, yang memiliki panjang kurang lebih 41 Cm.

Pedang tersebut ditusukkan ke arah dada kanan korban yang mengakibatkan meninggal dunia.

Febrianta menjelaskan jumlah total pelaku pengeroyokan sebanyak 12 orang. Saat ini baru satu orang yang sudah ditangkap. Sedangkan sisanya pihak kepolisian sedang dalam pengejaran.

Dalam kasus ini Polisi mengamankan beberapa barang bukti seperti gawai, pakaian, sepeda motor dan senjata tajam berupa pedang dengan gagang berbentuk kepala naga.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal berlapis pasal yang disangkakan Pasal 170 ayat (2) ke-3e KUHP, Pasal 351 ayat (3) KUHP, Pasal 351 ayat (2) KUHP, Pasal 358 KUHP, Pasal 55 KUHP, Pasal 56 KUHP.

"Ancaman hukuman penjara selama-lamanya 12 tahun," ujar dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/21/130223778/motif-pengeroyokan-mahasiswa-timor-leste-di-yogyakarta-salah-paham-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke