Salin Artikel

Warga Janten Kulon Progo Berharap Makam Cikal Bakal Dusun Tidak Terkena Dampak Pembangunan Jalan Tol

Makam dusun tersebut bahkan dianggap sakral, karena terdapat makam Ki Nursam yang dipercaya sebagai cikal bakal atau tokoh dusun di masa lampau.

Karenanya, warga berharap pemerintah mempertimbangkan ulang jalan tol yang nanti melintasi Dukuh.

"Cikal bakal atau orang pertama yang ada di sini," kata Suhartono, Dukuh (kepala dusun) Dukuh di ujung telepon, Selasa (18/10/2022).

Makam cikal bakal tidak hanya sebagai makam umum biasa bagi warga. Budaya warga juga berkembang berlatar cikal bakal dusun.

Warga rutin menggelar bersih makam di makam Ki Nursam ini pada tiap menjelang Hari Raya Idul Fitri. Warga melanjutkan dengan kenduri atau ucapan syukur kemakmuran desa di rumah ibadah.

Selain itu, Dukuh Suhartono mengungkapkan, pembangunan tol berdampak pada permukiman milik 19 kepala keluarga di dusunnya.

Dengan latar belakang pemukiman hingga pemakaman dusun ini maka warga berharap pemerintah mempertimbangkan untuk sedia menggeser trase tol.

Ia mengusulkan, tol bisa bergeser ke Utara di mana terdapat area persawahan. Lokasinya tidak jauh dari pemukiman. “Prosesnya kan juga lebih mudah karena persawahan,” kata Suhartono.

Jalan tol akan melewati dua pedukuhan di Janten. Selain Dukuh, pedukuhan Jomboran juga akan terdampak tol.

Pembangunan tol akan mengenai 141 bidang tanah di Janten

Carik (sekretaris desa) Ahmad Rifaudin mengungkapan, warga menyambut kehadiran jalan tol. Namun, trase tol yang melewati desa akan banyak mengenai pemukiman warga.

Ahmad mengungkapkan harapan warga agar jalan tol bisa bergeser sedikit ke Utara di mana ada areal persawahan Janten.

"Ini di pinggir desa saja. Kira-kira paling jauh 50 meter tidak sampai," kata Ahmad.

Pembangunan tol tidak menabrak makam warga terungkap dalam sosialisasi rencana pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo yang berlangsung di komplek Pemerintahan Kabupaten Kulon Progo, Senin (17/10/2022) lalu.

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DI Yogyakarta Krido Suprayitno mengungkapkan, pihaknya menerima masukan banyak lurah agar tol tidak melewati makam yang dihormati warga ini.

Namun, terkait keputusannya nanti didasari pembangunan tol tidak boleh melanggar aspek tata ruang, keberadaan sumber daya air, dan cagar budaya. Bila mengenai salah hal itu, maka trase tol akan digeser.

Karenanya, usulan para lurah akan dipertimbangkan.

“Kami baru menyisir bahwa ada beberapa makam yang terlewati. Kami menyisir apa termasuk cagar budaya atau tidak,” kata Krido.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengharapkan, semua jalan, irigasi, dan situs cagar budaya yang ada tetap berfungsi meski Tol Jogja-YIA dibangun.

“Aktivitas sosial masyarakat yang selama ini berjalan jangan sampai nanti terputus,” kata Bambang.

Tol Yogyakarta-YIA bakal dibangun sepanjang 38,75 kilometer. Di Kulon Progo, jalan tol akan melintasi 6 kapanewon dan 18 kalurahan. Tol di Kulon Progo akan mengenai sekitar 3.335 bidang seluas 334,32 hektar. Kulon Progo akan memiliki tiga exit tol di Sentolo, Wates dan Temon.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/19/074938278/warga-janten-kulon-progo-berharap-makam-cikal-bakal-dusun-tidak-terkena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke