Salin Artikel

Gara-gara Volume Musik Keras, Lima Orang Dianiaya hingga Ditusuk

Tiga orang pelaku yang ditangkap dalam peristiwa ini, yakni AN (27), HY (27), dan LS (31). Ketiganya berasal dari Bengkulu.

KBO Satreskrim Polresta Sleman Ipda M Safiudin, mengatakan peristiwa terjadi pada 26 September 2022 sekitar pukul 24.10 WIB.

"TKP ada di Beteng di sebuah rumah kos di Dusun Beteng, Tridadi, Sleman. Dalam peristiwa ini ada 5 orang korban yang mengalami kekerasan, tiga diantaranya mengalami luka tusuk," ujar M Safiudin dalam jumpa pers di Mapolresta Sleman, Jumat (7/10/2022).

Safiudin menjelaskan awalnya pada 25 September 2022 malam, para korban datang ke tempat kos milik salah satu korban. Saat itu di kamar kos sebelah sedang berkumpul para pelaku.

"Para pelaku saat itu memutar musik dengan sangat keras," ungkapnya.

Mendengar volume musik yang keras, salah satu korban datang untuk mengingatkan. Korban meminta agar volume musik dikecilkan.

"Salah satu korban menegur mengatakan 'bang musiknya terlalu keras bisa dikecilin'. Salah satu pelaku mengatakan kecilkan saja sendiri," tuturnya.

Korban kemudian mengecilkan volume. Namun salah satu pelaku ada yang merasa tersinggung dan terjadi cekcok dan berujung tindak kekerasan.

Sementara itu, Kanit 1 Pidum Satreskrim Polresta Sleman, Iptu Decky Erlando menambahkan saat terjadi cekcok tersebut pelaku AN masuk ke dalam kamar kosnya untuk mengambil pisau.

"Pisau ada di salah kos salah satu pelaku yaitu AN, karena ada percecokan di luar. Lalu pelaku masuk ke dalam kos dan mengambil pisau," ucapnya.

Pelaku AN ini mengambil pisau kemudian menyabet para korban. AN kemudian memberikan pisau tersebut kepada pelaku HY.

"Dan yang melakukan penusukan lebih banyak yaitu pelaku inisial HY," tandasnya.

Pada saat kejadian lanjut Decky para pelaku dalam pengaruh minuman keras. Sebab mereka di kamar kos sedang mengonsumsi miras sambil mendengarkan musik.

"Dengan mendengarkan musik secara kencang itu dari rombongan pelaku memang sedang mengkonsumsi minuman keras. Mungkin pengaruh alkohol itu mudah tersulut emosi dan terjadilah cekcok, pemukulan disertai penusukan," tegasnya.

Lima korban dalam peristiwa ini yakni LS (43) mengalami luka di pinggang bagian kiri. DP (28) mengalami luka tusuk pada lengan kiri atas. RRP (27) mengalami memar di pipi.

Kemudian DAM (25) mengalami nyeri pada dada sebelah kanan, dan LI (27) yang merupakan seorang perempuan, mengalami luka tusuk pada perut sebelah kanan.

Barang bukti yang berhasil diamankan antara lain satu senjata tajam jenis pisau dapur dengan panjang 20 cm dan celana maupun kaos.

Akibat perbuatanya ketiga pelaku dijerat dengan Pasal 170 KUHP jo 351 KUHP Pidana dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/07/134419978/gara-gara-volume-musik-keras-lima-orang-dianiaya-hingga-ditusuk

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com