Salin Artikel

Melihat "Lubang Buaya" Yogyakarta, Lokasi Ditemukannya Jenazah 2 Pahlawan Revolusi

Suasana di sekitar Joglo begitu sepi. Sesekali hanya terdengar suara kendaraan bermotor yang melintas di balik pagar. Bangunan ini memang berada tidak jauh dari jalan raya.

Selain itu ada dua patung berkuran besar yang berada di depan bangunan. Patung tersebut adalah dua pahlawan revolusi  yakni Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono.

Di pagar depan ada relief yang mengelilingi bangunan. Di dalam bangunan yang berlantai porselen putih itu tampak juga patung Garuda Pancasila berkuran besar.

Tepat di bawah patung itu, terdapat satu lubang tanah yang tidak terlalu besar. Lubang pun ini juga tidak terlalu dalam, sekitar 70 cm. Ukuran lubang ini sekitar 180 X 120 cm.

Lubang tanah tersebut, dikelilingi pagar rantai. Kemudian dibawah patung Garuda Pancasila terdapat papan bertuliskan "Lubang Tempat Diketemukan Kedua Pahlawan Revolusi".

Lubang ini menjadi saksi bisu peristiwa gugurnya dua Pahlawan Revolusi Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono. Peristiwa berdarah ini terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965.

Lubang tersebut kemudian disebut sebagai "Lubang Buaya" Yogyakarta.

"Di sinilah tempat lubang diketemukanya kedua pahlawan revolusi," ujar penjaga Museum Monumen Pahlawan Pancasila, Malis Ari Juliyanto saat ditemui Kompas.com, Kamis (29/09/2022).

"Kebetulan waktu itu yang dicari petinggi TNI AD yang ada di Yogyakarta. Waktu itu yang menjabat Danrem sama Kasrem adalah Brigjen anumerta Katamso dan Kolonel Infantri Sugiyono sebagai Kasremnya," tuturnya.

Menurutnya, Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso dibawa lebih dahulu. Kemudian menyusul Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono.

"Pak Katamso menculiknya sore. Kalau Pak Sugiyono agak malam, dibawa pakai mobil (jeep) Gaz. Tapi lubang ini sudah digali dulu, direncanakan dulu," ungkapnya.

Di lokasi lubang ini lah, Brigadir Jenderal Katamso serta Kolonel Infantri Sugiyono disiksa hingga meninggal dunia. Keduanya kemudian dimasukan ke dalam lubang.

"Dimasukan, kepalanya ada yang (posisi) di Barat, ada yang di Timur, posisi kaki bertemu di tengah. Setelah dibunuh itu (lubang) ditutup lagi dengan tanah, ditanami ubi jalar sama pisang," tandasnya.

Malis menuturkan ubi jalar dan pohon pisang tersebut ditanam dengan maksud menghilangkan jejak. Sebab, lubang ini berada di pinggir jalan yang waktu itu hanya dibatasi dengan pagar kawat berduri.

"Hampir dua atau tiga minggu baru ketemu. Itu karena dalamnya (lubang) sekitar 70 cm dan dari dulu jalan ini untuk lewat warga, nah itu ada warga yang mencium bau di pinggir pagar," ucapnya.

Menjadi Monumen dan Museum

Tak hanya monumen, lokasi diketemukanya jenazah dua pahlawan revolusi Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono kini juga terdapat museum dengan nama "Museum Monumen Pahlawan Pancasila".

"Dulu di resmikan pada tanggal 1 Oktober 1991 oleh Bapak Pakualam ke VIII," ungkap Malis.

Koleksi di museum terdapat baju dinas yang pernah digunakan oleh Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono. Selain itu juga ada duplikat batu-batu dan kunci mortil yang digunakan untuk membunuh dua pahlawan revolusi.

Selain itu ada juga foto-foto pada saat penemuan jenazah Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono.

Sedangkan di luar ruangan, tepatnya di pagar bangunan berbentuk Joglo terdapat relief yang menceritakan peristiwa penculikan, penyiksaan hingga ditemukanya jenazah Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono.

Kemudian terdapat dua kendaraan lapis baja. Terdapat papan di kendaraan lapis baja tersebut bertuliskan "Doplikat kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut jenazah Pahlawan Revolusi ke Taman Makam Pahlawan Kusumanegara".

Selain itu, terdapat pula satu mobil jenis Jeep. Di mobil ini terdapat papan yang bertuliskan "Doplikat Kendaraan yang Dipergunakan untuk Menculik Kedua Pahlawan Revolusi"

Tiga kendaraan tersebut berada di dekat bangunan berbentuk Joglo.

"Yang di sebelah barat yang digunakan untuk menculik itu namanya mobil Jeep Gaz. Nah yang dua ini tank panser yang digunakan untuk membawa dua pahlawan ke Makam Pahlawan Kusumanegara," tuturnya.

Berbagai acara digelar di monumen ini dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Acara yang digelar mulai dari genduri yang diikuti oleh warga sekitar hingga malam tirakatan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/29/152808878/melihat-lubang-buaya-yogyakarta-lokasi-ditemukannya-jenazah-2-pahlawan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke