Salin Artikel

Kisah Penerima Kursi Roda Khusus dari Jamkesus: Lumpuh akibat Jatuh dari Pohon Alpukat, Tukijan Hanya Tidur Saja Selama 2 Bulan Terakhir

Kondisi ini dialami sejak jatuh dari ketinggian lima meter pohon alpukat di kebun rumah di Kepiton.

Tukijan praktis hanya bisa berbaring setiap hari di tempat tidur karena derita ini. Makan, minum, hingga buang air, semua sambil berbaring.

Berawal dari peristiwa dirinya jatuh dari pohon alpukat di pekarangan rumah dua bulan lalu. Daun alpukat muda dikumpulkan untuk pakan ternak empat kambing.

Ketika naik pohon itu, ia salah menginjak dahan hingga tergelincir jatuh. "Sadar-sadar sudah ada di rumah sakit," kata Tukijan di RSUD Wates, Rabu (28/9/2022).

Penghasilan yang didapat untuk membiayai anak ketiganya yang masih SMP kelas 3. Sementara dua anaknya yang lain, sudah memiliki keluarga sendiri.

Pria setengah baya ini melakoni pekerjaan seorang diri sejak istrinya meninggal dunia setahun lalu. Ia mencari pakan di ladang saat siang di hari ia celaka. Saat itu, ia naik pohon alpukat, tapi malah jatuh hingga tidak sadarkan diri.

Kecelakaan mengakibatkan luka berat pada dirinya. Dua tulang rusuk patah, tulang belakang bagian belakang ada yang pecah dan punggung bagian bawah patah. Tukijan dilarikan ke RSU Boro di Kalibawang, kemudian dirujuk ke RSUD Wates untuk operasi.

Dokter mengungkap, saraf utama pada bagian belakang ada yang pecah. Dokter mengatakan, hanya keajaiban Tuhan yang membuat Tukijan bisa pulih normal seperti sedia kala.

"Operasi bukan untuk bisa jalan lagi. Kalau bisa jalan, itu kuasa Tuhan. Kami bantu operasi untuk bisa duduk kembali, karena tulang belakangnya pecah," kata Erna Andriyani (26) asal Tanjung, Banjaroya, Kalibawang. Erna anak kedua Tukijan.

Sejak itu, Tukijan praktis hanya berbaring. Ia kemudian dibawa anaknya yang sulung untuk dirawat. Kondisinya memprihatinkan, di mana makan, minum, buang air, bahkan mandi, semua dibantu anak dari Tukijan ini.

Selain itu, Tukijan mesti ditemani karena luka punggung masih belum kering akibat selalu tidur berbaring.

"Bahkan duduk saja harus ditemani, karena waktu yang dipakai untuk duduk juga tidak lama. Dokter dan perawat home visit karena luka itu masih diawasi," kata Erna.

Tukijan kehilangan banyak kemampuan. Ia merelakan lahan 2.000 meter persegi sawah digarap orang dengan bagi hasil. Biasanya, ia menggarap sendiri lahan itu yang mana hasilnya dijual dan sebagian dikonsumsi sendiri.

Begitu pula dengan kambing peliharaannya. Kambing kini dititipkan ke orang lain agar anakan kambing bisa dijual dan dibagi hasil dengan yang memelihara.

Rembug keluarga memutuskan kalau mereka perlu mencari alat bantu. Erna mencari informasi tentang bantuan pemerintah bagi penyandang disabilitas tubuh seperti ayahnya itu.

Petugas rumah sakit menyarankan agar Tukijan mendaftar secara online bantuan pemerintah berupa alat bantu di Jamkesus Disabilitas Terpadu 2022.

Erna mendaftarkan Tukijan dengan harapan bisa memperoleh kursi roda khusus. Selang satu minggu kemudian, Tukijan dinyatakan sebagai salah satu yang direkomendasi untuk menerima alat bantu berupa kursi roda khusus.

"Satu minggu baru dapat kepastian. Pemberian berlangsung hari ini," kata Subaryadi, TKSK Kalibawang dari Kementerian Sosial RI.

Untuk mendapatkan kursi roda memang tidak singkat. Semua melalui asesmen, pengukuran, pemeriksaan, dll. Hal tersebut dilkukan untuk memastikan alat bantu yang paling cocok bagi penerima manfaat.

Bantuan kemungkinan diterima setidaknya satu bulan kemudian. Tidak hanya itu, Subaryadi mengharapkan agar Tukijan ke depan ikut berbagai pertemuan kelompok difabel desa “Difabel Berkarya” atau KDD Difakarya. Kelompok itu membantu para difabel menemukan pandangan baru berkarya dan inspirasi bagi penyandang disabilitas.

"Pertemuan rutin itu bisa berbagi pengalaman antar disabilitas," kata Subaryadi.

55 orang

Jaminan Kesehatan Khusus atau Jamkesus merupakan jaminan kesehatan bagi penyandang disabilitas yang diselenggara Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DIY dengan melibatkan Pemkab Kulon Progo. Pemberian jaminan meliputi paket manfaat, kepesertaan, penyelenggaraan, dan administrasi.

Pelayanan dalam Jamkesus berupa pemeriksaan kesehatan difabel hingga assessment mendapatkan alat bantu yang sesuai indikasi medis, di antaranya kursi roda, kruk, tripot, kaki tangan palsu, brace, AFO, dll. Semua dikemas dalam pelayanan satu tempat dan waktu yang singkat.

Tukijan salah satu dari sedikitnya 55 difabel yang ikut asesmen dan siap menerima alat bantu. Tukijan berharap kursi roda khusus.

“Peralatan apa yang diterima nanti merupakan hasil asesmen sebagai output dari kegiatan hari ini,” kata Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohanes Irianta.

Asesmen akan membantu tiap peserta untuk bisa menerima alat sesuai kebutuhan.

Jamkesus ini program khusus dan bukan kegiatan rutin. Karenanya, butuh upaya yang cukup besar bagi tiap peserta untuk datang. Peserta banyak yang datang dari pegunungan dan lokasi jauh. Dinsos mengerahkan banyak relawan untuk membantu menghadirkan peserta Jamkesus itu.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/28/180956778/kisah-penerima-kursi-roda-khusus-dari-jamkesus-lumpuh-akibat-jatuh-dari

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com