Salin Artikel

Polemik Penggantian Patung Penggendang di Gunungkidul, DPRD: Bupati Disurati tapi Tidak Ditanggapi

"Ketua DPRD kaitannya dengan (patung) tobong gamping. Itu kita memberikan surat kepada Bupati tetapi tidak ditanggapi," kata Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno saat dihubungi melalui telepon Senin (26/9/2022).

Dia mengatakan surat untuk bupati itu sebagai hak interpelasi anggota dewan untuk meminta pertanggungjawaban terkait kebijakan tersebut.

"Tobong gamping ini mau tetap dilanjutkan. Dalam paripurna kemarin, badan anggaran menyampaikan bahwa itu menjadi tanggungjawab bupati. DPRD tidak ikut bertanggungjawab dalam hal pembuatan patung tobong gamping," kata dia.

Suharno mengakui beberapa belas tahun lalu pernah memiliki tobong gamping. Namun, dirinya memilih berhenti setelah didemo warga dan bisa merusak lingkungan.

"Saya berhenti demi masyarakat. Nah ini malah mau dijadikan ikon. Itu kan ikon polusi dan apakah akan diteruskan. Kalau ikon yang cantik, seperti Manthous kan yang menciptakan campursari dan itu perlu dilestarikan," kata Politisi Nasdem ini.

Mantan Kepala Kundho Kabudayan atau Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono menceritakan pendirian patung kendang ini bermula CSR sebuah bank tahun 2018. Saat itu Bupati Gunungkidul Badingah mengusulkan adanya patung.

"Terus saat itu bu Bupati (Badingah) usul kalau diberi patung bagaimana, karena awalnya kan hanya tulisan (sebuah bank) kelihatan bagaimana," kata Agus.

Agus mengatakan, kendang memiliki filosofi khusus, yakni instrumen musik yang dipakai untuk mengiringi berbagai kesenian seperti kerawitan, ketoprak, tari-tarian, wayang hingga campursari.

"Kendang itu filosofinya adalah pimpinan dari instrumen yang ada pada alat-alat musik, kan yang mengatur kendangnya. Itu diibaratkan kendang itu adalah pimpinan yang mengatur segala sesuatunya agar semuanya bisa berjalan dengan baik," kata dia.

AKhirnya patung penggendang diresmikan awal tahun 2019 lalu oleh Bupati Badingah. Agus tak menampik jika patung itu menjadi ikon Kabupaten terluas di DIY ini, karena gudang kesenian tradisional.

Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, tetap akan mengganti patung Tukang kendang di Bundaran Siyono, Kalurahan Playen. Sebelumnya penggantian patung tersebut mendatap penolakan dari sejumlah elemen warga maupun kalangan DPRD Gunungkidul.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul Irawan Jatmiko mengatakan, rencana pengerjaan wajah kota akan dimulai pada tanggal 19 September 2022. Adapun Tahap 1 akan dikucurkan anggaran sesuai nilai kontrak sebesar Rp 7.687.876.000.

Salah satu pengerjaan yang dilakukan adalah mengganti patung ikon masuk Kota Wonosari di Bundaran Siyono. Patung Tukang kendang yang ada saat ini akan diganti dengan tobong gamping.

"Patung Kendang akan di ganti Tobong, dan patung lama akan dipindahkan di Pasar Sumber Rejeki Playen yang berada di Jalan Manthous," kata Irawan dalam keterangan tertulis dikutip Senin (19/9/2022).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/26/215958678/polemik-penggantian-patung-penggendang-di-gunungkidul-dprd-bupati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke