Salin Artikel

5 Fakta Menarik Pabrik Gula Madukismo, dari Sejarah hingga Tradisi Manten Tebu

KOMPAS.com - Pabrik Gula Madukismo atau PG Madukismo adalah sebuah pabrik gula yang didirikan pada tahun 1955.

Lokasi Pabrik Gula Madukismo berada di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tebu yang digiling di Pabrik Gula Madukismo berasal dari perkebunan tebu dari berbagai kabupaten di wilayah DI Yogyakarta dan beberapa daerah di Jawa Tengah.

Pabrik Gula Madukismo yang masih beroperasi hingga saat ini ternyata menyimpan berbagai fakta menarik.

1. Sejarah Pabrik Gula Madukismo

Pabrik gula ini awalnya didirikan pada tahun 1955 dengan nama Pabrik Gula Padokan.

Namun pada masa penjajahan, pabrik gula ini sempat hancur lebur karena serangan tentara Belanda.

Hal ini membuat rakyat yang menggantungkan hidup pada aktivitas pabrik gula juga ikut terdampak.

Hal inilah yang kemudian membuat Sri Sultan Hamengku Buwono IX kembali merintis pabrik yang baru di bekas lahan Pabrik Gula Padokan yang kemudian dikenal dengan nama Pabrik Gula Madukismo.

2. Satu-satunya Pabrik Gula dan Spiritus di Yogyakarta

Pabrik Gula Madukismo adalah satu-satunya pabrik gula dan alkohol atau spirtus di Yogyakarta.

Sebelumnya pada tahun 1913 diketahui ada 17 pabrik gula yang pernah berdiri di Yogyakarta, baik di wilayah Bantul, Sleman, dan Kulon Progo.

Namun saat ini hanya Pabrik Gula Madukismo yang masih beroperasional secara aktif.

3. Bahan Pembuatan Jembatan Sungai Kwai di Thailand

Pemerintah Thailand diketahui menggunakan besi-besi bekas dari mesin produksi di Pabrik Gula Madukismo untuk membangun Jembatan Sungai Kwai.

Jembatan ini menghubungkan wilayah Thailand dengan Burma yang dahulu menjadi lokasi pertempuran hebat pada masa Perang Dunia ke-2.

Jembatan ini bahkan pernah menjadi lokasi pembuatan film The Bridge of the River Kwai yang berhasil memenangkan 7 piala Oscar pada tahun 1957.

Kini Jembatan Sungai Kwai dikenal sebagai lokasi wisata ziarah mengenang para pekerja yang gugur sebagai romusha dan dalam pertempuran dengan Sekutu.

4. Menjadi Agrowisata yang Menarik

Pabrik Gula Madukismo saat ini juga dikenal sebagai tempat wisata yang dikemas dengan nama Agrowisata PT. Madubaru PG PS Madukismo.

Agrowisata ini dibuka untuk masyarakat pada tanggal 17 April 1993 dan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Melalui kegiatan ini. pengunjung Pabrik Gula Madukismo bisa mendapatkan edukasi mengenai proses pengolahan tebu menjadi kristal gula dan proses juga pembuatan alkohol jenis spiritus.

Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menaiki kereta yang kerap digunakan sebagai pengangkut tebu atau lori untuk mengelilingi area pabrik.

5. Tradisi Cembengan

Pabrik Gula Madukismo juga dikenal dengan tradisi Cembengan yaitu sebuah ritual untuk memohon doa restu agar proses penggilingan berjalan dengan lancar.

Namun dalam perkembangannya, tradisi Cembengan berubah menjadi layaknya pesta rakyat yang meriah bagi masyarakat sekitar pabrik.

Pelaksanaan tradisi Cembengan disebut mengadopsi tradisi Cing Bing yang berasal dari etnis Tionghoa yang menetap di Jawa.

Tradisi ini dilaksanakan dengan ziarah makam, ritual sesaji atau doa permohonan keselamatan, dan pergelaran wayang kulit.

Cembengan juga dikenal dengan tradisi manten tebu yakni menikahkan dua batang tebu sebelum masuk ke penggilingan.

Tradisi manten tebu ini dilakukan layaknya pernikahan manusia dengan dua batang tebu pria dan wanita diberi nama Kyai Sukro dan Nyai Manis.

Kedua tebu tersebut dinikahkan dengan makna yaitu sebuah harapan agar tebu tersebut dapat memberikan keturunan berupa tanaman tebu yang banyak dan berkualitas.

Sumber:
jogja.tribunnews.com
kebudayaan.kemdikbud.go.id
bantulpedia.bantulkab.go.id
sibakuljogja.jogjaprov.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
regional.kompas.com

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/25/210540578/5-fakta-menarik-pabrik-gula-madukismo-dari-sejarah-hingga-tradisi-manten

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke