Salin Artikel

Pantai Pok Tunggal di Gunung Kidul: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

KOMPAS.com - Pantai Pok Tunggal terletak di Desa Tepus, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Pantai Pok Tunggal dijuluki The Hidden Paradise atau surga yang tersembunyi. Hal ini karena, pantai tersembunyi di balik tebing.

Julukan paradise sangat sesuai disematkan di pantai ini karena pengunjung dapat melihat pemandangan pantai yang indah.

Pantai Pok Tunggal 

Daya Tarik Pantai Pok Tunggal

Nama Pok Tunggal memiliki arti Pok dari Pokok, dalam bahasa Jawa berarti pohon dan tunggal. Karena, hanya ada satu pohon Duras yang tumbuh subur dan rindang di pantai ini.

Pohon Duras tergolong sulit tumbuh di pantai ini. Warga Desa Tepus menyakini bahwa pohon Duras membawa keberkahan dan kemakmuran.

Pantai Pok Tunggal merupakan pantai berpasir putih dengan air yang jernih. Pemandangan pantai ini memanjakan mata dengan hamparan pantai yang cukup panjang.

Meskipun berbatasan dengan Samudera Hindia, namun Pantai Pok Tunggal memiliki ombak yang lebih tenang. Sehingga, pantai dapat digunakan untuk snorkeling dan berenang dengan tetap menjaga keamanan.

Bagi pengunjung yang tidak ingin berenang dapat bersantai-santai di bawah tenda payung yang tersedia di sepanjang pantai.

Pengunjung juga dapat menyusuri pantai sambil berfoto-foto sebagai kenangan maupun diunggah ke media sosial.

Keunikan Pantai Pok Tunggal adalah pantai memiliki aliran sungai bawah tanah dengan air tawar. Air tawar dari sungai ini menjadi sumber air untuk warga Desa Tepus.

Pantai Pok Tunggal dikelilingi bukit yang indah, antara lain ada Bukit Tirta Pok Tunggal di sebelah barat dan Bukit Panjong di sebelah timur.

Dengan naik ke atas bukit, pengunjung dapat melihat pemandangan dari ketinggian. Bagi penyuka adrenalin dapat mencoba rock climbing pada tebing-tebing yang berhimpitan di pantai ini.

Salah satu keistimewaan Pantai Pok Tunggal adalah memiliki tebing-tebing tinggi yang menjulang.

Jangan lewatkan untuk menikmati sunset di Pantai Pok Tunggal, semburat jingga yang terpantul di air laut merupakann momen yang sulit dilupakan.

Banyak pengunjung yang mengelar camping di darah ini, umumnya mereka membawa peralatan kemah sendiri dan menyewa lahan untuk berkemah.

Harga Tiket Pantai Pok Tunggal

Untuk menikmati Pantai Pok Tunggal, pengunjung akan dikenai harga tiket sebesar Rp 10.000.

Bagi pengunjung yang membawa kendaraan akan dikenai tarif parkir sebesar Rp 3.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil.

Beberapa aktivitas di pantai akan dikenai biaya tambahan, seperti menyewa payung pantai, rock climbing, atau camping dengan harga terjangkau.

Pantai Pok Tunggal dijaga kebersihannya, bahkan ada denda untuk pengunjung yang membuang sampah sembarangan.

Fasilitas pendukung lainnya berupa, gazebo, mushola, maupun kamar mandi.

Rute Pantai Pok Tunggal

Jarak tempuh Pantai Pok Tunggal dari Kota Yogyakarta sekitar 66,5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar dua jam.

Perjalanan menuju Pantai Pok Tunggal dapat melalui Banguntapan, Piyungan, Jalan Baron, Jalan Pantai Selatan Jawa, Jalan Pantai Pok Tunggal, dan tiba Pantai Pok Tunggal.

Sebagai informasi, jalan menuju ke Pantai Pok Tunggal agak sempit, berkelok-kelok, dan memiliki tikungan tajam. Namun tantangan selama perjalanan akan terbayar dengan keindahan pantai.

Sumber:

visitingjogja.jogjaprov.go.id dan jogja.tribunnews.com

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/22/182310678/pantai-pok-tunggal-di-gunung-kidul-daya-tarik-harga-tiket-dan-rute

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com