Salin Artikel

Polemik Penggantian Ikon Gunungkidul, Patung Kendang Diganti Tobong Gamping

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul Irawan Jatmiko mengatakan, rencana pengerjaan wajah kota akan dimulai pada tanggal 19 September 2022. Adapun Tahap 1 akan dikucurkan anggaran sesuai nilai kontrak sebesar Rp 7.687.876.000.

Salah satu pengerjaan yang dilakukan adalah mengganti patung ikon masuk Kota Wonosari di Bundaran Siyono. Patung Tukang kendang yang ada saat ini akan diganti dengan tobong gamping.

"Patung Kendang akan di ganti Tobong, dan patung lama akan dipindahkan di Pasar Sumber Rejeki Playen yang berada di Jalan Manthous," kata Irawan dalam keterangan tertulis dikutip Senin (19/9/2022).

Dijelaskannya, selain pemindahan patung kendang, pihaknya juga akan merapikan kabel. Namun untuk jaringan listrik tidak akan dipindahkan.

"Jaringan Telekomunikasi (Kabel FO) akan ditata dan dirapikan jika memungkinkan akan dibuat Ducting untuk penempatan kabel-kabel. Untuk jaringan PDAM akan ditata ulang dan ditempatkan didepan pedestrian. Penghapusan Aset Pohon dikoordinir oleh Bidang Aset BKAD dan diusulkan oleh OPD Pemegang Kartu Inventaris Barang," kata Irawan.

"Ya sudah, suara rakyat tidak didengar," kata Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno

Kata warga terkait penggantian Patung Kendang

Salah seorang warga Edi Padmo mengatakan, kebijakan tersebut menimbulkan polemik dan berbagai kalangan sudah menyuarakan penolakan tentang penggantian tersebut.

"Tapi ya tetap dibangun, ya kewenangan pemerintah. Yang terpenting banyak masyarakat yang sudah memberikan pendapat (penolakan). Tapi pemerintah sudah menetapkan kita tidak bisa apa-apa," kata Edi yang juga sebagai pelukis ini.

Dikatakannya, patung itu adalah karya monumental publik menyangkut branding dari wilayah itu.

"Ketika ada orang masuk akan terbentuk. Orang yang belum mengenal Gunungkidul akan menarasikan seperti itu (ikon yang dibuat). Itulah yang belum diperhitungkan (pemerintah)," kata dia.

Warga lainnya, Ervan Bambang mengaku tetap menyayangkan pemerintah yang nekat untuk merubah ikon tersebut.

"Bicara tentang ikon ke-Gunungkidulan jadi tobong itu harus dilawan, karena tobong gamping simbol eksploitasi kawasan karst (kapur)," kata dia.

Dia juga mempertanyakan tentang ucapan pejabat daerah yang sempat melontarkan wacana tentang akan ada sayembara ikon itu, namun tidak jadi.

"Pada dasarnya penataan kota itu tidak apa-apa. Namun penggantian ikon itu yang harus dilawan," kata Ervan.

Ervan mengatakan, dirinya beberapa waktu lalu bersama elemen masyarakat lainnya melakukan aksi penolakan penggantian icon tersebut.

"Nanti akan ada aksi lanjutan," kata dia. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/19/155558178/polemik-penggantian-ikon-gunungkidul-patung-kendang-diganti-tobong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke