Salin Artikel

Kisah Napi Wanita Asuh dan Susui Bayinya di Dalam Penjara, Dibantu Napi Lansia Urus Buah Hati

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Berada di dalam tahanan saat mengasuh buah hati yang masih berusia 5 bulan, tidak terbayang di benak M (21) warga Sleman, yang saat ini menempati Wisma Arimbi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II B, Yogyakarta, di Wonosari, Gunungkidul.

Dia sudah empat bulan menempati ruang tahanan lansia bersama putranya yang baru berusia 5 bulan.

Saat sejumlah wartawan datang, bocah kecil itu sedang tertidur di atas tempat tidur kayu dengan kasur busa.

"Jalan empat bulan kemarin masuk ke sini. Oktober pengurusan," kata M ditemui di kamarnya Selasa (6/9/2022).

Kasus penganiayaan saat dirinya hamil 8 bulan membuat dirinya harus berurusan dengan pihak berwajib.

Saat hamil, dirinya sempat ditahan dan penangguhan penahanan.

Akhirnya, ia dijadikan tahanan kota karena harus melahirkan sampai akhirnya dirinya harus dieksekusi masuk ke Lapas Perempuan, Juli lalu.

Dia ditempatkan ruangan khusus bersama seorang lansia, yang membantunya mengasuh putranya ini setiap harinya.

ASI ekslusif

Jika ruangan yang lain menggunakan tempat tidur memakai tempat tidur dari semen dengan alas tipis, M dan bayinya menggunakan tempat tidur kayu dengan kasur busa.

Bocah kecil itu seolah tidak menyadari jika ibunya harus menjalani hukuman karena setiap dipanggil selalu tersenyum dan ceria menunjukkan gigi pertamanya tumbuh.

"Di sini dia tidak rewel, hanya kemarin habis diimunisasi agak rewel. Ada oma (teman satu selnya) yang membantu," ucap dia.

"Pelayanan dari petugas juga baik-baik. Kadang malah digendong ibu-ibu petugas. Untuk makanan ditambah lauknya, dan buahnya juga ditambah," kata M.

Ibu rumah tangga ini memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif kepada anaknya dan lebih fokus mengasuh anaknya.

Suasana lapas perempuan jauh dari kata seram, karena pagi ini memutar musik kekinian menemani warga binaan beraktivitas di luar ruangan. Ada yang memasak, ada yang belajar membuat kerajinan, hingga berlatih menyanyi di gereja.

Salah seorang warga binaan, Rus, ditahan sejak April 2022 lalu, karena kasus penggelapan mobil rental.

Dia berdalih, usahanya terdampak pandemi, dan harus memutuskan mengambil jalan pintas menggadaikan 9 mobil rental koleganya.

Saat ini usia kehamilannya sudah 8 bulan dan akan keluar lapas pada akhir September 2022 nanti.

"Saya kena 7 bulan, akan keluar tanggal 28 nanti. Mudah-mudahan bisa lebih cepat keluarnya. Untuk kelahiran diperkirakan Oktober," kata dia.

Rus mengaku selama menjadi warga binaan lapas perempuan, seluruh haknya sebagai ibu hamil terpenuhi. Mulai vitamin, makanan, hingga pemeriksaan kesehatan rutin dijalaninya.

Bahkan, belum lama menjalani pemeriksaan USG.

"Alhamdulilah, pemeriksaan rutin. Setiap hari didatangi petugas menanyakan kesehatan. Kemarin saya dibawa ke rumah sakit untuk USG," ucap dia.

"Bayi saya saja sudah 3 kilo. Insya Allah (bayi) cewek," kata Rus.

Kepala Lapas  Perempuan Kelas II B Yogyakarta, Ade Agustina mengatakan pihaknya memberikan yang terbaik kepada warga binaan. Termasuk pemberian perhatian lebih kepada ibu hamil maupun mengasuh anaknya.

"Belum lama juga ada yang lahiran saat menjalani hukuman. Tapi sudah bebas belum lama kemarin," kata Ade.

Dijelaskannya, pihaknya menerima tahanan dan narapidana saat mengasuh anaknya sesuai dengan UU Pemasyarakatan Nomor 22 tahun 2022 bahwa usia anak sampai usia 3 tahun, dan  wajib memberikan pelayanan kesehatan.

"Kami berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Gunungkidul, kami melakukan koordinasi vaksin. Kalau ada jadwal (pemeriksaan) sesuai dengan anak yang berada di luar," kata Ade.

"Tidak perlu ibunya dibawa keluar, nanti bayinya dibawa petugas," kata dia.

Ade mengatakan, fasilitas yang dimiliki sudah memenuhi standar kesehatan.

"Jika ibunya sakit terutama hamil. Kita minta koordinasi yang menahan (jaksa atau polisi) meminta untuk dirawat di luar," ucap Ade.

"Seumpama anaknya di luar, kita juga ada layanan mengirim ASI. Kulkas untuk menampung ASI kita siapkan, dan alat penyedot ASI-nya juga ada," kata dia.

Dia mencontohkan, seperti M yang mengasuh anaknya di dalam lapas setiap jadwal imuniasasi tepat waktu.

Dirinya juga menempatkan seorang warga binaan lansia untuk memberikan pendampingan kepada M yang masih berusia 21 tahun dalam merawat anaknya.

Saat ini ada 158 warga binaan yang terdiri dari 40 tahanan dan 118 narapidana.

"Setiap tahun selalu ada (anak ikut ibunya), tapi karena pendek-pendek masa tahananya," kata dia. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/06/113623778/kisah-napi-wanita-asuh-dan-susui-bayinya-di-dalam-penjara-dibantu-napi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com