Salin Artikel

Warga Tangkap Maling Motor yang Kehabisan Bensin, Pelaku Diduga ODGJ

KULON PROGO, KOMPAS.com – Petani lanjut usia kehilangan motor selagi turun ke ladang di Pedukuhan Pancas, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Petani bernama M Hasanudin alis Bajuri (65) ini semula memarkir Honda merah Vario AB 4666 HL di tepi jalan ladang.

Petani ini melaporkan kehilangan pada polisi Babinkamtibmas Karangwuni. Ia mengaku rugi Rp 6.000.000.

“Hilang tadi pagi pukul 08.00 WIB di (ladang) Karangwuni,” kata Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti (Novi) melalui pesan, Kamis (25/8/2022).

Bajuri berangkat ke ladang pukul 06.00 WIB. Ia berniat memeriksa tanaman terong di ladang itu. Bajuri bertani hingga pukul 08.00 WIB.

Sesampainya di tempat memarkir Vario, ia mendapati motornya sudah raib. Ia berupaya menanyakan keberadaan motor pada beberapa petani tak jauh dari sana.

Salah seorang petani mengungkap, dirinya melihat seorang laki-laki dengan penampilan seperti orang gila. Laki-laki tidak dikenal itu meletakkan baju di pundaknya.

Atas dasar keterangan itu, Bajuri melapor ke polisi. Kabar dan foto motor langsung beredar di media sosial.

“Laporan diterima Polsek Wates, kemudian piket reserse krimin dan INAFIS mendatangi lokasi pencurian,” kata Novi.

Pencuri motor cepat terungkap. Warga menemukan motor ini di Desa Wonoroto, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Warga lantas menyerahkannya pada polisi setempat.

“Kita koordinasi dengan Polsek Ngombol untuk meminta bantuan mengecek dan mengamankan pelaku dan BB,” kata Novi.

Ahmad, menantu dari Bajuri, meyakini tertangkapnya pelaku terkait postingan motor di media sosial itu. Ahmad menceritakan, Wonoroto sekitar satu jam dari pedukuhannya.

Motor itu berhenti di jalan karena kehabisan bensin. Ciri-cirinya seperti dalam medsos.

“Awal mula warga (yang nangkap) dan langsung diserahkan ke polisi. Saya kira ini keberhasilan medsos. Kehabisan bensin, kemungkinan ada warga lihat medsos, lalu ketahuan,” kata Ahmad.

Pelaku dan motor pun diamankan polisi sekitar pukul 09.00 WIB.

Belakangan diketahui nama orang itu PES asal Grobogan, Jawa Tengah.

“Katanya orang gila sih. Kalau ini katanya gila, tapi tidak tahu juga karena tidak ada surat,” kata Ahmad di ujung telepon.

Motor kemudian dikirim ke Polres Wates. Ahmad mengatakan, dirinya yang mengambil motor di Polres.

Sekadar diketahui, pencurian dengan terduga pelaku merupakan orang dalam gangguan jiwa juga terjadi sebelumnya. Pelaku adalah ODGJ perempuan usia 30 tahun yang dikenal sebagai WS asal Kalurahan Sidatan, Kapanewon Temon.

WS tertangkap warga membawa motor curian, Yamaha Fino AB 4774 CP milik warga Pedukuhan Karangrejo, Karangwuni. Polisi memperoleh data dan keterangan bahwa WS merupakan pasien rawat jalan RSJ Grhsia Yogyakarta. Polisi tidak melanjutkan kasus WS itu.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/25/232749478/warga-tangkap-maling-motor-yang-kehabisan-bensin-pelaku-diduga-odgj

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com