Salin Artikel

Kekeringan, Warga di Gunungkidul Habiskan Rp 150.000-170.000 untuk Beli Air Bersih

Karena keringnya tanah mereka, warga harus membeli air bersih sebesar Rp 150.000 sampai Rp 170.000 sejak Mei 2022 lalu.

"Sudah sejak Mei saya beli air, dari tangki (swasta)," kata Sumarwi, warga Padukuhan Sumber, Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari kepada wartawan Rabu (24/8/2022).

Sumarwi mengungkapkan, air bersih itu bisa bertahan 2 sampai 3 minggu, tergantung masing-masing rumah.

"Kalau yang memiliki ternak paling hanya 2 minggu, tetapi kalau hanya mandi, cuci, dan makan ya bisa 3 minggu," kata dia.

Sumarwi berharap pemerintah membangun infrastruktur agar rumahnya yang berada di dataran tinggi bisa mendapatkan aliran air. "Semoga ada pipa PDAM masuk sini," kata dia.

Lurah Planjan, Muryono Asih Sulistyo mengatakan, ada dua padukuhan, yakni Sumber dan Legundi yang masih kerap mengalami sulit air bersih saat kemarau karena dataran tinggi.

Sehingga kedua wilayah tersebut sulit dialiri pipa PDAM.

"Kami sudah berkoordinasi dengan PDAM dan BPBD untuk membangun jaringan pipa di sini, semoga bisa segera terwujud," kata dia.

Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan sejak Juli pihaknya sudah mengirimkan bantuan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.

Adapun droping di wilayah 4 kapanewon, yakni Rongkop, Panggang, Purwosari, dan Saptosari.

"Sebulan terakhir kami sudah salurkan lebih dari 40 tangki air bersih. terutama untuk titik-titik yang belum terjangkau oleh layanan pipa PDAM," kata dia.

Dia mengatakan, air bersih bantuan ini sifatnya stimulan dan berharap masyarakat bijak menggunakan air bersih saat musim kemarau.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/24/154615778/kekeringan-warga-di-gunungkidul-habiskan-rp-150000-170000-untuk-beli-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke