Salin Artikel

Satu Rumah Berdiri Kokoh meski Sekitarnya Rata untuk Proyek Tol Yogya-Solo, Pemilik Belum Setuju Nilai Ganti Rugi

Padahal, rumah bertingkat seharusnya terdampak pembangunan proyek jalan Tol Yogyakarta-Solo.

Dikutip dari Tribunjogja, pada Kamis (11/8/2022) sekitar pukul 10.31 WIB, terlihat sedang ada pengerjaan pengurukan tanah pembangunan proyek jalan tol di sekeliling rumah.

Bahkan di bagian belakang rumah, fondasi dasar tol sudah mulai dibangun.

Kepala Seksi Pengadaan Tanah, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono mengatakan, rumah yang masih kokoh berdiri itu milik dari seorang warga bernama Setyo Subagyo.

"Tanah dan rumah itu atas nama Setyo Subagyo, pemilik tanah dan rumah belum tanda tangan di berita acara persetujuan karena tidak setuju dengan Nilai Ganti Kerugian," ujarnya.

Ia mengatakan, nilai ganti rugi yang diterima oleh Subagyo senilai sekitar Rp 3,4 miliar.

Per meternya, tanah rumahnya dihargai sekitar Rp 2,5 juta. Adapun tanah yang berada di seberang jalan rumah Subagyo dihargai sekitar Rp 3 juta per meternya.

"Ini tim appraisal-nya waktu itu berbeda meski tanah yang dinilai berada di daerah yang berdekatan," jelasnya.

Menurut Sulis, meski belum menyetujui nilai ganti kerugian yang diajukan, pemilik rumah tidak mengajukan keberatan atau gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Klaten.

"Tidak mengajukan keberatan ke PN maunya minta kebijaksanaan dari Ketua Pelaksana agar UGR dapat dinaikkan," ucapnya.

Ia menjelaskan, untuk Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, terdapat 68 bidang tanah yang diterjang proyek jalan bebas hambatan tersebut.

"Sekitar 61 bidang tanah sepakat dengan nilai ganti rugi dan sudah dibayarkan UGR-nya. Sisanya tujuh bidang belum termasuk rumah milik Pak Subagyo," jelasnya.

Sementara itu, Setyo Subagyo berharap UGR yang ia terima bisa dinaikkan nominalnya karena rumahnya berada di pinggir jalan provinsi, yakni lintas Klaten-Boyolali.

Apalagi, dia mengaku harga tanah di sekitar rumahnya sudah di atas Rp 3 juta per meter.

"Saya belum terima karena uang ganti rugi itu belum sebanding dengan harga standar pasar," kata dia.

"Untuk saat ini, harga pasaran tanah di pinggir jalan raya provinsi itu sudah di atas Rp 3 juta per meter persegi," akunya.

Ia menilai, bila dibandingkan dengan harga tanah normal di pinggir jalan provinsi Klaten-Boyolali, harga tanahnya yang dinilai tim appraisal cukup rendah.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Satu Rumah di Klaten Kokoh Berdiri Meski Sekelilingnya Sudah Rata untuk Proyek Tol Yogyakarta-Solo

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/12/165000778/satu-rumah-berdiri-kokoh-meski-sekitarnya-rata-untuk-proyek-tol-yogya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke