Salin Artikel

Cerita Haru Remaja Yatim Piatu di Boyolali 2 Bulan Tidur di Makam Ayah...

KOMPAS.com - Kepala Seksi Penindakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Boyolali, Jawa Tengah, Tri Joko Mulyono mengaku tersentuh hatinya saat melihat seorang remaja yatim piatu yang terpaksa tidur di makam ayahnya.

Remaja berinisial BW itu mengaku sudah dua bulan tidur di makam ayahnya. Hal itu terungkap saat BW terkena razia Satuan Poli

"Saat kita melihat keberadaan lokasinya itu benar-benar membuat trenyuh. Tempatnya benar-benar sudah lama tidur di makam," ungkap dia.

Di makam itu, dirinya melihat ada sejumlah barang milik BW. Tri pun segera perintahkan anggotanya memindah barang-barang itu dan meminta BW untuk tidak tidur di makam.

"Setelah itu kami koordinasi dengan Dinas Sosial dan KB. Terus saya cek ke lokasi (pemakaman) sama anaknya itu. Awalnya di Sawit, setelah sampai di sana ternyata bukan Sawit, tapi masuk perbatasan antara Boyolali dan Sukoharjo," kata Tri dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/8/2022).

Alasan tidur di makam ayah

Setelah ditelusuri, BW mengaku tidur di makam karena ingin dekat dengan almarhum ayahnya.

"Dia itu tidur di makam tersebut karena dia berpikir dia dekat mendiang ayahnya. Dari cerita anak itu ayahnya dimakamkan di situ," ungkap dia.


Selain itu, kata Tri, BW memiliki saudara. Hanya saja, BW mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan saudara-saudaranya karena mereka sudah berada di luar kota.

"Dari pengakuan anak itu dia lima bersaudara. Dia paling bungsu. Terus kakak-kakaknya ada yang di Bogor, Jakarta dan sebagainya. Dari pengakuannya tidak pernah komunikasi," terang dia.

Tertangkap razia

Seperti diberitakan sebelumnya, BW terkena razia petugas di kawasan lampu merah Surowedanan Boyolali.

Di hadapan petugas, BW mengaku bertahan hidup dengan kerja serabutan. Namun, BW mengatakan ke petugas baru sebulan mengamen.

"Keterangan anak itu mengamen karena sedang tidak punya pekerjaan. Dia ngamen sulak-sulak di traffic light. Katanya baru sebulan (ngamen)," kata Tri.

Saat ini BW sedang dicarikan tempat singgah oleh petugas. Tujuannya agar memberi kondisi hidup lebih layak.

"Dengan koordinasi Dinas Sosial anak itu kita tempatkan di rumah singgah. Ada ruangan khusus di sana sehingga tidak menjadi satu sama ODGJ," sambung dia.

(Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/07/185208178/cerita-haru-remaja-yatim-piatu-di-boyolali-2-bulan-tidur-di-makam-ayah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke