Salin Artikel

BERITA FOTO: Ribuan Bendera Merah Putih Membelah Sawah di Kulon Progo

Jarak satu tiang ke tiang lainnya hanya sekitar 3 meter. Sawah yang menghampar hijau dan kuning sejauh mata memandang jadi terasa semarak oleh kibar warna merah putih.

Warga Dobangsan memasang bendera sejak awal Agustus 2022.

“Bendera-bendera ini terpasang dari Timur ke Barat dengan gapura (bentuk) lumbung padi sebagai jalan masuk ke pedukuhan kita,” kata Teguh Supriyono, Dukuh (kepala dusun) Dobangsan, Jumat (5/8/2022).

Dobangsan memang selalu menarik perhatian tiap bulan Agustus. Pasalnya, warga dusun memasang bendera satu bulan penuh di sana.

Warga menyebutnya sebagai Jalan Turi Dobangsan. Jalanan yang penuh bendera itu membelah areal persawahan seluas 24 hektar.

“Bendera juga dikibarkan sampai ke RT yang ada. Di mana setiap RT akan mengibarkan 100 bendera. Kami ada sembilan RT,” kata Teguh.

Awalnya adalah kegelisahan terkait rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda. Kemudian lahir ide mengibarkan bendera di sepanjang jalan tengah sawah dan perkampungan.

Warga menyambut dengan menebang bambu hingga membeli bendera. Bambu dan biaya beli bendera dari sumbangan suka rela masyarakat.

Teguh mengungkapkan, tidak hanya aksi memasang bendera. Warga merancang berbagai gelaran kemeriahan, seperti pasar hasil tani kelompok wanita tani (KWT), lomba di hingga di tingkat RT dan tirakatan malam menyambut 17 Agustus.

Puncaknya, warga mengibarkan bendera Merah Putih dan mengikuti upacara pengibaran di tengah sawah.

Masyarakat Dobangsan mayoritas bekerja sebagai petani. Lalu ada juga buruh harian lepas,  pedagang di pasar maupun jualan keliling. Yang petani, kini memasuki musim tanam (MT) tiga, dengan tanaman seperti bawang merah dan cabai.

Mereka selalu terlibat, mulai dari saat memasang bendera hingga berbagai acara memeriahkannya.

"Pemasangan bendera menunjukkan semangat masyarakat Dobangsan yang cinta tanah air, sambil mengenang para pahlawan pendahulu kita," kata Teguh.

Semarak Dobangsan seperti ini membuat warga mampir. Apalagi, lokasinya mudah ditemui dan cukup mencolok karena berada di jalan raya.

Siska janjian bersama dua temannya foto-foto Dobangsan .Mereka berkendara dengan motor ke sana dan mengambil foto berlatar gubuk besar yang menjadi gerbang masuk jalan itu.

Siska menceritakan, dirinya sengaja mampir ke Dobangsan untuk foto-foto. Mereka berniat memajang foto berlatar semarak bendera di Instagram maupun status WhatsApp.

Siska bahkan berniat memajang fotonya sepanjang Agustus sebagai upaya menyambut HUT RI.

"Kreatif banget warga di sini. Belum ketemu di tempat lain seperti ini. Tempat lain biasanya palingan hanya semarak lomba," kata Siska.

Lokasi jalan Dobangsan ini berada di tengah jalan raya dari Wates menuju Kecamatan Panjatan. Siapa saja yang melintas jalan raya tersebut akan mudah melihat ada barisan bendera. Warga biasanya menyempatkan mampir untuk sekadar foto atau jalan keliling areal persawahan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/05/215023978/berita-foto-ribuan-bendera-merah-putih-membelah-sawah-di-kulon-progo

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com