Salin Artikel

Sri Sultan Ajak Suporter di DI Yogyakarta Kedepankan Kerukunan

"Saya turut prihatin dan turut belasungkawa atas kejadian itu. Saya punya harapan bagaimana apakah itu berkait dengan suporter atau tidak saya pikir momentumnya beda, karena ini tidak pertandingan hanya liwat yang kena individual, yang kebetulan mungkin PSS Sleman, saya berharap bagaimana suasana rukun guyub bisa dilakukan," kata Sultan, Kamis (4/8/2022).

Sultan menyebut bahwa dirinya siap jika diminta untuk menjadi fasilitator perdamaian bagi wadah suporter bola di Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY), sehingga diharapkan terbentuk kekompakan di semua suporter bola di DIY.

"Yang penting ya kompak lah. Untuk jadi bagian dari DIY, jangan berkelompok-kelompok gitu, akhirnya olahraga justru yang mestinya bangun solidaritas bersama untuk berprestasi," katanya.

Sebelumnya, jenazah Tri Fajar Firmansyah (23) diantarkan ribuan pendukung PSS Sleman ke peristirahatan terakhirnya di Tambakbayan, Depok, Sleman.

"Teman-teman ikut mengantar, mungkin ribuan," ucap Perwakilan Brigata Curva Sud (BCS) yang merupakan wadah pendukung PSS Sleman, Zilfikar, Rabu (3/8/2022).

Tri Fajar, pendukung PSS Sleman, jadi korban salah sasaran pada keributan yang terjadi pada beberapa waktu lalu. Diduga keributan terjadi antara suporter Persis Solo dengan warga Yogyakarta

"Semoga husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," katanya.

Fikar sapaannya menyampaikan pihaknya tidak yakin bahwa pelaku penganiayaan Tri Fajar hanya sebanyak 2 orang. Dia menilai berdasarkan luka yang ada di tubuh korban, dibutuhkan lebih dari dua orang.

"Dari kami BCS ini harus diusut tuntas, enggak mungkin pelaku cuma 2 orang. Menurut informasi dari Polres kan 2 orang, ini kalau lihat lukanya saya yakin lebih dari 2 orang," bebernya.

Ia meminta kepada Polda DI Yogyakarta maupun Polres Sleman untuk mengusut kasus ini sampai tuntas.

Fikar juga meminta kepada para pendukung Sleman untuk menahan emosi dan menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian.

Wahyudi (59), yang merupakan ayah Tri Fajar mengatakan anaknya meninggal dunia di RSPAU Hardjolukito pada 14.10 WIB. Tri Fajar telah menjalani perawatan selama 8 hari di rumah sakit tersebut dengan kondisi tak sadarkan diri.

"Tidak sadar 8 hari, masuk malam (Senin 25 Juli) sampai Selasa kemarin belum sadar," katanya saat ditemui di runah duka, Rabu (3/8/2022).

Ia menjelaskan bahwa putranya merupakan pendukung PSS Sleman, dan anaknya tidak mengetahui apa-apa terkait keruburan yang melibatkan suporter dari Solo dengan warga.

Wahyudi mengungkapkan sebelum anaknya menjadi korban dalam keributan itu pada sore hari, dia sempat makan bersama sang anak.

Bahkan pada saat itu anaknya meminta disuapin makanan oleh ayahnya. "Sore minta makan, jaluk dulang sama saya (minta suap sama saya)," kata dia.

Setelah menyuapi anaknya Wahyudi menjalankan shalat, lalu anaknya yakni Tri Fajar ditelepon rekan-rekannya dan diajak main.

Wahyudi juga meluruskan bahwa sang anak bukanlah tukang parkir tetapi sang anak sehari-harinya bekerja sebagai ojek online makanan. Saat kejadian anaknya kebetukan sedang berada di pasar modern tak jauh dari Babarsari.

"Anak saya tidak (tukang) parkir, biasanya cuma kerja Shopee. Sama teman-temannya cuma main, arang-arang (jarang-jarang) di Mirota (pasar modern) itu," jelas Wahyudi.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/04/192826878/sri-sultan-ajak-suporter-di-di-yogyakarta-kedepankan-kerukunan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke