Salin Artikel

Sultan HB X Minta Sampah di TPA Regional Piyungan Memiliki Nilai Ekonomis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengusulkan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan agar dikelola kembali sehingga memiliki nilai jual kembali.

“Sampai saat ini (perencanaan TPA Regional Piyungan) belum fix, masih kita bicarakan pilihan-pilihan mana yang kita anggap terbaik. Tapi yang penting nantinya, bagaimana sampah ini pada akhirnya bukan barang buangan. Harapan saya bagaimana sampah ini berubah menjadi bahan baku yang bisa diolah dan memiliki nilai ekonomi,” kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (25/7/2022).

Sultan mengatakan, sampah juga harus bisa menjadi produk recycling dan tidak hanya sekedar menjadi pupuk atau bahan baku listrik saja.

Kertas yang terkumpul misalnya, bisa menjadi kertas baru, atau sampah plastik bisa menjadi sebuah produk baru yang punya nilai ekonomi.

Dengan begitu dapat memunculkan potensi-potensi investasi pada bidang pengelolaan sampah ini

Namun untuk pengelolaan sampah di TPA Regional Piyungan ini masih belum pasti karena masih dalam tahap pembahasan.

Diharapkan, pembahasan penentuan model pengelolaan sampah dapat selesai pada tahun ini.

"Pembangunan nanti pada tahun 2024, kita selesaikan pilihan-pilihan (pengelolaan sampah) pada tahun ini," ujar Ngarsa Dalem.

Jika pemilihan pengelolaan sampah dapat selesai pada tahun ini, Sultan berharap dilanjutkan pengeringan sampah pada tahun 2023 mendatang.

"Tapi ini harus pasti harus bebaskan tanah untuk lindinya hilang dan dalam keadaan kering. Sekarang baru air harus keluar dari tumpukan sampah agar tidak bau," katanya.

Sedang dikaji

Sementara itu Direktur Keuangan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) Doni Hamdani menyampaikan pihaknya sedang melakukan kajian terkait sampah di Piyungan.

"2024 baru bisa dilakukan pengembangan, sehingga diperlukan upaya transisi dari kondisi di TPS Piyungan penuh. Pilihannya teknologi sudah banyak di pasaran," katanya.

Di Piyungan, menurut dia, kurang cocok jika  menggunakan teknologi sanitary landfill mengingat keterbatasan lahan yang ada di TPA Regional Piyungan.

"Kalau landfill butuh tanah yang cukup besar, opsi-opsi lain belum bisa ditentukan di Piyungan mengingat kajian komposisi sampah masih perlu dilakukan," katanya.

Donny pun menambahkan, sebelum dilakukan pengembangan di tahun 2024 perlu dilakukan upaya sela atau antara, yakni proses transisi dari kondisi di TPA Regional Piyungan saat ini yang sudah cukup penuh, menjadi siap untuk dilakukan pengembangan.

Upaya transisi ini penting agar penyiapan pengelolaan sampah yang lebih optimal bisa dilakukan.

“Sesuai arahan Gubernur DIY, pada pengembangan nanti akan dilakukan dengan cara mengoptimalkan sampah yang ada. Kami juga sedang mencari-cari opsi lain apa kira-kira jelasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/07/25/212201378/sultan-hb-x-minta-sampah-di-tpa-regional-piyungan-memiliki-nilai-ekonomis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke