Salin Artikel

Siswa SMP di Gunungkidul Diduga Diculik dan Dianiaya, Polisi Tetapkan 1 Tersangka

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Polisi menangkap pelaku dugaan penculikan dan penganiayaan anak yang sempat dituduh mencuri tabung gas elpiji di Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Juni 2022 lalu.

"Tersangkanya sudah kita tahan, tetapi sekarang sedang kita laksanakan assesment psikologi, dan pemeriksaan secara psikiatri," kata Kasatreskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro di Mapolres Gunungkidul Selasa (20/7/2022).

Dikatakannya, tersangka beberapa waktu lalu ditangkap dan kooperatif.

Pelaku masih menjalani pemeriksaan untuk mendalami kasus tersebut. Pihaknya juga belum bisa memastikan apakah ada tersangka lain.

"Tersangka lain sementara masih kita periksa tidak bisa sembarangan karena ada saksi yang mengatakan itu terjadi spontan ada indikasi direncakan. Kita berhati-hati, sementara baru satu," kata Mahardian.

Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polres Gunungkidul, Iptu Ratri Ratnawati menyampaikan, tersangka inisial A sudah ditahan sejak 29 Juni 2022 lalu, dan saat ini pihaknya masih melengkapi bukti.

"Kita sudah melakukan pemeriksaan saksi sejumlah 7 saksi, dan ditetapkan tersangka inisial A," kata Ratri.

Saat ini belum ada tersangka kasus lain dan pelaku mengakui penganiayaan terhadap salah seorang anak.

"Pelaku mengakui penganiayaan terhadap anak didasari atas tuduhan pencurian oleh anak tersebut," kata dia.

"Tetapi setelah kita melakukan pemeriksaan saksi, tidak terbukti anak tersebut melakukan tindak pidana pencurian," kata Ratri.

DIkatakannya tersangka dijerat salah satunya UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun.

Disinggung mengenai kejiwaan tersangka, Ratri mengatakan pihaknya sudah memeriksa di RSUD Wonosari.

"Kita kemarin 2 hari kita baru selesai melakukan pemeriksaan psikologis dan psikater di RSUD,  kita rencanakan diperiksa di rumah sakit lain," kata dia.

Adapun untuk pendampingan korban, pihaknya siap jika nantinya diperlukan pendampingan dari psikolog.

Sebelumnya, seorang siswa SMP warga Kapanewon Karangmojo, Gunungkidul, DI Yogyakarta, mengaku diculik dan dianiaya karena dituduh mencuri tabung elpiji milik warga.

Bahkan pemukulan itu direkam dan tersebar di aplikasi percakapan.

"Katanya ada pencurian gas LPG, ada yang mengatakan anak saya yang mencuri," kata Ribut Jemani, orangtua korban yang ditemui di rumahnya, Selasa (21/6/2022).

Insiden berawal ketika korban, berinisial YTL (14) pelajar kelas 7 SMP, baru merapikan masjid seusai acara sholawat, dijemput temannya membeli bensin, Senin (20/6/2022) dini hari.

Namun ternyata itu hanya rayuan. Saat di jalan, ia dicegat warga dan YTL dibawa ke sebuah rumah di Kapanewon Ponjong.

Di sana sudah menunggu 7 orang dan seseorang menginterogasi perihal pencurian yang tidak dilakukannya.

"Di sana anak saya harus mengakui perbuatan yang tidak dilakukan karena banyak orang. Anak saya ketakutan. Dalam pengakuan jualnya ke mana, dia tidak tahu, wong dia tidak mencuri," kata Ribut.

"Saat itu dilakukan pemukulan oleh orang itu," kata dia.

Terdapat luka di wajah T, pada bagian hidung masih terlihat bekas pemukulan.

"Saya cuma minta keadilan, pelaku dihukum. Kemarin saya laporkan ke Polres Gunungkidul. Hari ini saya dipanggil ke Polres untuk dimintai keterangan," kata Ribut

YTL mengaku dipukul beberapa kali oleh seorang warga yang menanyai tentang pencurian itu. Bahkan hidungnya sampai berdarah.

"Kanan 3 kali, kiri 3 kali. Sama dijambak," kata YTL

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/07/20/184119378/siswa-smp-di-gunungkidul-diduga-diculik-dan-dianiaya-polisi-tetapkan-1

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com