Salin Artikel

Pulang Ambil Rapor Sekolah, Ibu-ibu di Magelang Diseruduk Babi Hutan, Ada 4 Orang Jadi Korban Ini Kronologinya

Keempat warga yang terluka adalah Zulfatul Karimah (30), Juman (55), Asimah (53), dan Agus.

Warga menduga, binatang itu muncul dari hutan di kawasan lereng Gunung Giyanti, sekitar 1 kilometer dari Dusun Kuwang.

Mukhlasin (42), salah seorang warga yang menjadi saksi dari kejadian nahas itu menuturkan bagaimana babi hutan itu mengamuk.

Ia mengatakan babi hutan itu mengamuk karena diburu oleh pemburu di wilayah hutan Gunung Giyanti yang berjarak sekitar 1 kilometer dari dusun tersebut.

"Celeng tersebut turun dari hutan Gunung Giyanti ke Dusun Kuwang karena sedang diburu oleh beberapa pemburu celeng yang juga membawa beberapa ekor anjing,"ujarnya pada Kamis (23/06/2022).

Menurutnya, babi hutan tersebut pertama kali menyerang Zulfatul Karimah (30) yang sedang perjalanan pulang dari mengambul rapor anaknya.

“Mbak Zul (Zulfatul Karimah, korban) saat itu mengendarai sepeda motor saat pulang dari mengambil buku rapor anaknya."

"Sesampainya di jalan masuk dusun tersebut, secara tiba-tiba dari arah dusun (babi) langsung menyerang korban dan menyebabkan korban terjatuh dari sepeda motor,” ujarnya pada Kamis (23/06/2022).

Setelah korban terjatuh, lanjutnya, babi hutan itu langsung menyerang dan menyebabkan korban mengalami luka yang parah.

Akibat serangan tersebut, Zulfatul haris dilarikan ke rumah skait karena mengalami luka di kaki sebelah kiri, jari tangan putus dna luka di lengan tangan kanan.

Saat babi hutan menyerang Zulfatul, seorang warga yang bernama Agus berusaha menghalau babi hutan dengan cangkul.

"Namun, binatang tersebut semakin beringas dan menyerang Agus. Sehingga Agus mengalami luka ringan di bagian kaki kanannya,"terangnya.

Setelah berhasil dihalau, celeng kemudian lari dan masuk ke persawahan yang ada di sekitar dusun tersebut dan menyerang dua warga Dusun Kuwang lainnya.

Yakni, Asimah (63) yang sedang memanen singkong serta Juman yang sedang mencari rumput.

Satu diantara korban yakni Asimah menuturkan, saat kejadian ia sedang mencari rumput di kebun dengan posisi jongkok.

Kemudian, tiba-tiba dari belakang diseruduk babi hutan persis mengenai paha sebelah kiri.

“Saya diseruduk ya kaget. Saya melihat (babi hutan) takut. Ini kena di paha. Ini masing kemeng-kemeng,"urainya.

Sementara Juman (55) harus dirawat di RS Daerah Merah Putih karena luka di kepala, kaki, tangan dan pinggang

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ika Fitriana | Editor : Khairina), TribunJogja.com

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/06/25/072700578/pulang-ambil-rapor-sekolah-ibu-ibu-di-magelang-diseruduk-babi-hutan-ada-4

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com