Salin Artikel

Ada Temuan Dugaan Kasus PMK, Dua Pasar Hewan di Gunungkidul Ditutup Sementara

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, menutup sementara Pasar Hewan Siyono Harjo, Playen dan Pasar Hewan Munggi, Semanu selama 14 hari karena ada temuan dugaan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Dua pasaran wage (penanggalan jawa) yang kami tutup dan akan buka lagi pada wage pada 17 Juni mendatang untuk Pasar Hewan Siyono Harjo," kata Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Minggu (29/5/2022)

Dikatakannya, penutupan Pasar Hewan Siyono Harjo sudah diumumkan kepada seluruh pedagang pada Sabtu (28/5/2022).

Sementara untuk Pasar Hewan Munggi terdapat temuan dugaan PMK pada pagi tadi, dan akan ditutup selama 14 hari atau sampai 18 Juni 2022.

Penutupan ini menyusul ada temuan dugaan hewan ternak terkonfirmasi PMK dan akan dilakukan sterilisasi menggunakan desinfektan.

Adapun harapan penutupan dua pasar tersebut agar tidak terjadi penularan ke hewan ternak yang lainnya.

Selain itu, juga dilakukan pemantauan terhadap 9 pasar hewan lainnya yang ada di Gunungkidul.

"Kalau memang ada temuan kasus, maka pasar hewan akan ditutup sementara seperti di Siyono dan Munggi," kata Kelik.

"Untuk data lengkapnya hewan ternak yang terinfeksi Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan yang mengetahui," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari belum bisa dihubungi.

Namun Sabtu kepada wartawan, Wibawanti mengatakan bahwa petugas pengawasan di Pasar Hewan Siyono Harjo menemukan enam ekor sapi yang diduga mengalami PMK.

Adapun beberapa gejalanya seperti, suhu tubuh hewan tinggi, ada luka di bagian mulut serta mengeluarkan air liur.

Namun demikian, untuk kepastian apakah positif atau tidak terinfeksi PMK, menunggu uji dari laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates.


Turunnya harga hewan ternak

Sementara itu peternak optimistis permintaan hewan kurban akan tetap tinggi, karena sudah menyiapkan pemeriksaan kesehatan di tengah adanya wabah PMK di Indonesia.

"Untuk Gunungkidul masih aman dari PMK," kata Karnoto salah seorang peternak sapi di Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo, ditemui di rumahnya, Rabu (25/5/2022).

Dikatakannya, sejak muncul antraks 3 tahun lalu, disusul pandemi Covid-19 membuat pesanan hewan kurban untuk Idul Adha menurun.

Biasanya, dia mengirim 90 sampai 100 ekor sapi ke sekitar wilayah DIY, tetapi dua tahun terakhir menurun hanya 60 sampai 70 ekor.

Karnoto mengatakan, untuk persiapan Idul Adha tahun ini dirinya sudah menyiapkan beberapa trik khusus.

Setiap hewan yang baru saja dibeli diperiksa dulu dan jika dinyatakan sehat akan dijual.

Namun apabila kurang sehat, maka akan diberikan pengobatan terlebih dahulu sebelum dijual.

"Baru sedikit (pemesanan hewan kurban), mendekati hari H (Idul Adha) minimal 90 sampai 100 ekor," kata Karnoto.

Diakuinya, dua pekan ini harga hewan ternak menurun sekitar Rp 1 juta dibandingkan sebelumnya.

"Penurunan harga ada sekitar Rp 1 jutaaan per ekor dari sebelumnya, karena ada pengaruh ini (PMK)," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/05/29/154240078/ada-temuan-dugaan-kasus-pmk-dua-pasar-hewan-di-gunungkidul-ditutup

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com