Salin Artikel

Lokasi Syuting KKN di Desa Penari Ternyata di Yogyakarta, Ada Jembatan Plunyon di Lereng Merapi

Ternyata lokasi pembuatan film tersebut ada di Yogyakarta. Salah satunya di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Gunungkidul.

Pengambilan gambar dilakukan pada November 2019 salah satunya rumah milik Ngadiyo yang ada di padukuhan tersebut.

Danuri, salah satu warga sekitar mengatakan syuting di paduhan tersebut dilakukan selama sebulan.

Sayangnya rumah milik Ngadiyo sudah tak lagi ditempati. Rumah tersebut sudah kosong sejak 1,5 tahun, sejak pemilik rumah tinggal bersama anaknya.

Rumah Ngdiyo jauh dari tetangga. Sisi kirinya dipenuhi tumbuhan batu, dan sebelah kanan tumbuh pohon jati.

Dinding rumah yang terbuat dari kayu tersebut tampak berlubang dan banyak genteng yang melorot.

Danuri mengatakan setelah syuting, Ngadiyo sakit dan pindah ke rumah anaknya.

"Yang tinggal dulu hanya Pak Ngadiyo dan istrinya. Setelah syuting, yang punya rumah sakit dan tinggal bersama anaknya di Banaran," kata dia.

Sementara itu Ketua RT 002 RW 001, Chasanah mengatakan selama proses pengambilan gambar sekitar satu bulan, Ngadiyo tidak berada di rumah.

"Selama syuting yang bersangkutan tidak boleh di rumah," kata Chasanah.

Setelah pengambilan gambar film, Ngadiyo dan istri pulang, tetapi pindah karena rasa takut.

"Dan setelah selesai syuting pindah karena di situ perasaannya takut. Sudah lama itu sekitar satu tahunan yang pindah," kata Chasanah.

Selain rumah Ngadiyo, lokasi syuting juga dilakukan di rumah Ngadinah yang hanya berjarak sekitar 200 meter.

Ngadinah bercerita, selama syuting diilakukan, ia tinggal bersama anaknya dan mendapatkan kiriman makanan dari rumah produksi.

"Nggih pun riyen (iya dulu), riki disotting kulo ten omah anak kulo (disini untuk pengambilan gambar, saya di rumah anak saya)," kata Ngadinah.

Salah satunya Sukadi, (67). Ia mengaku hanya ikut syuting selama sehari dan disuruh berakting mengumpulkan daun-daun.

Setelah itu ia lebih memilih meneruskan pekerjaannya sebagai petani. Apalagi hewan ternanya butuh pakan setiap hari.

"Kalau soting (syuting) film repot, selain itu harus mencari pakan ternak," kata dia.

Warga lainnya Sardiman (63) mengaku menjadi pemeran figuran di film KKN di Desa Penari selama tiga hari.

"Jadi mikul tomblok (tempat pakan), saya syuting tiga kali dan ternyata capek ikut syuting itu. Tidak banyak percakapan. Saya ikut syuting di tiga tempat. Setiap adegan ada 5 sampai 10 menit," kata Sardiman.

Selain ikut berakting, Sardiman juga menjadi penjaga malam di lokasi pengambilan gambar.

"Saya jaga malam di setiap lokasi syuting. Jaga alat-alat dapat Rp 2 juta. Saya jaga bersama dua rekan saya yaitu Antok dan Marsidi, semua masing-masing dapat dua juta," kata dia.

Plunyon Kalikuning berada di lereng gunung Merapi dengan landskap perbukitan dan pepohonan pinus.

Sejak viral menjadi lokasi syuting KKN di Desa Penari, kunjungan wisatawan ke Plunyon Kalikuning mengalami peningkatan.

Sargiman, salah satu pengelola mengatakan bahwa jumlah wisatawan per hari naik cukup signifikan hingga hampir 80 persen. Dari biasanya 50 orang per hari, menjadi 100 orang lebih.

"Peningkatanya hampir 80 persen. Dulu per harinya 50 orang, sekarang 100 orang lebih," kata Sargiman.

"Jembatan itu menjadi favorit pengunjung. Yang viral ya jembatan itu," sambung dia.

Plunyon Kalikuning berada di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kaliurang Timur, Kabupaten Sleman.

Untuk ke lokasi, dibutuhkan waktu sekitar 50 menit hingga satu jam dengan jarak sekitar 24 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

Balai Taman Nasional Gunung Merapi menyebutkan bahwa di ujung jembatan bukan desa melainkan bendungan (dam) serta hutan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono, Faqihah Muharroroh Itsnaini | Editor : Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana, Nabilla Tashandra)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/05/19/114100878/lokasi-syuting-kkn-di-desa-penari-ternyata-di-yogyakarta-ada-jembatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke